Sultan Yogya Bertemu Ridwan Kamil, Bicara Masa Lalu yang Tak Harmonis

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X (kanan) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menandatangani naskah kesepakatan sinergi Yogyakarta-Jawa Barat dalam berbagai bidang, Rabu malam, 1 Desember 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

VIVA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sepakat untuk melupakan sejarah masa lalu terkait hubungan Jawa-Sunda yang tidak harmonis untuk bersama membangun persatuan Bangsa Indonesia.

5 Jenis Ular Kobra dengan Racun Paling Mematikan di Dunia, Salah Satunya dari Jawa

"Kita punya sejarah terkait hubungan Jawa-Sunda yang tidak harmonis, tetapi itu masa lalu, dan sekarang kita memasuki NKRI. Jadi kita sepakat memulai membangun hubungan persaudaraan untuk persatuan Bangsa Indonesia," kata Sri Sultan Hamengku Buwono X seusai acara malam Pesona Jawa Barat di Panggung Ramayana Candi Prambanan, Rabu malam, 1 Desember 2021.

Menurut dia, meskipun sebenarnya, jika merunut narasi sejarah atau dokumen-dokumen atau manuskrip-manuskrip sejarah, fakta perselisihan Jawa-Sunda itu tidak pernah ada. "Jika kita bicara sejarah, maka sebenarnya Perang Bubat itu tidak pernah ada," katanya.

BMKG Ungkap 12 Fakta tentang Gempa Bawean, Masyarakat Diminta Waspada Nomor 6 dan 8

Namun, katanya, apa pun yang terjadi, peristiwa itu sudah berlalu selama 700 tahun yang lalu, dan hal itu sudah bukan urusan saat ini dalam hal persatuan bangsa. Sekarang sudah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tak perlu lagi melestarikan dendam.

Raja Keraton Yogyakarta ini juga menegaskan bahwa kini yang dilakukan adalah bersatu dengan kesadaran sebagai anak bangsa.

Terpopuler: Fakta Baru Sekeluarga Lompat dari Apartemen, Ridwan Kamil Bimbang antara Jabar atau DKI

"Ini tentunya berbeda dengan jaman Kerajaan Majapahit dahulu, melalui Sumpah Palapa dari Patih Gadjah Mada, di mana saat itu yang dilakukan adalah penaklukan. Zaman sudah berbeda dan harus bersama meninggalkan hal yang menghambat persatuan sebagai bangsa," katanya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman

Ridwan Kamil atau Kang Emil mengharapkan kesepakatan ini dapat menjadi percontohan untuk persatuan bangsa yang saat ini begitu mudahnya terjadi perpecahan antarsaudara.

"Saat ini kita dapat merasakan atau melihat sering terjadi pertengkaran di ruang-ruang informasi, sehingga terasa begitu bising, sehingga kami perlu melakukan ini untuk menarasikan untuk persatuan bangsa," katanya.

Ia mengatakan pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono X ini penguatan sinergi budaya Jawa-Sunda mewujud konkret yang sejak beratus tahun tidak pernah ada.

"Ini telah diawali Sultan HB X sejak 2017 dengan memberi nama beberapa jalan di Yogyakarta dengan Jalan Padjajaran dan Jalan Siliwangi. Di Jawa Barat juga demikian, dengan adanya nama Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk di Bandung," katanya.

Kang Emil mengharapkan sinergi Jawa dan Sunda ini dapat menjadi penyejuk di situasi bangsa yang sedang dalam situasi banyak membesar-besarkan perbedaan.

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan naskah kesepakatan bersama untuk menjalin sinergi antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Barat yang dilakukan Sri Sultan HB X dan Ridwan Kamil.

Acara Pesona Jawa Barat di Yogyakarta tersebut dimeriahkan dengan berbagai seni budaya dari Jawa Barat dan Yogyakarta, yang kemudian ditutup dengan pementasan spektakuler Sendratari Ramayana. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya