BMKG: Kami Tak Pernah Prediksi Cilegon Tsunami pada Akhir Tahun

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono.
Sumber :
  • Dr. Daryono.

VIVA – Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menegaskan bahwa lembaganya tidak pernah merilis prediksi mengenai daerah Cilegon, Banten, akan mengalami tsunami menjelang akhir tahun 2021.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

“Terkait dengan pemberitaan yang sedang beredar saat ini, mengenai potensi tsunami di Cilegon, BMKG tidak mengeluarkan prediksi dan tidak memberikan prediksi akan terjadinya tsunami pada saat Hari Natal dan Tahun Baru,” kata Daryono, dilansir dari ANTARA, Jumat, 3 Desember 2021.

Daryono menjelaskan, Cilegon hanya merupakan salah satu contoh daerah rawan yang memiliki potensi tsunami dan dibicarakan dalam konteks secara umum untuk meminta masyarakat waspada terkait dengan cuaca, iklim, gelombang laut serta gempa dan tsunami saja. "Artinya, sama saja dengan kota lain yang memiliki potensi dan catatan sejarah tsunami," katanya.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Berdasarkan katalog tsunami BMKG, sejak tahun 1608 Indonesia telah mengalami bencana gelombang tsunami sebanyak 246 kejadian, sampai dengan yang terjadi di Selat Sunda beberapa waktu lalu.

Ia turut menyebutkan memang terdapat beberapa daerah yang juga termasuk dalam daerah rawan akan bencana, seperti wilayah pantai Barat Sumatera dari Aceh sampai Lampung, Selat Sunda dari Jawa Barat hingga Banyuwangi, Selatan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur juga Sulawesi. Mak semua pihak diharapkan untuk selalu waspada dengan bencana yang akan terjadi sewaktu-waktu.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

“Jadi, Ibu Dwikorita sebenarnya berbicara secara umum mengimbau kepada masyarakat pentingnya untuk mewaspadai terkait dengan cuaca, iklim, gelombang laut, gempa dan tsunami. Itu wajar dan memang tugas utama kita,” kata dia.

Ilustrasi tsunami.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Menurut Daryono, gempa bumi dan tsunami merupakan bencana alam yang hingga saat ini belum bisa diprediksi kapan akan terjadi. Namun, bisa dimodelkan potensi bahayanya dengan menggunakan skenario terburuk untuk acuan mitigasi konkret seperti melalui sumber gempa, catatan sejarah suatu daerah mengalami bencana serta hasil monitoring yang dilakukan BMKG.

Oleh sebab itu, dia meminta pada seluruh masyarakat khususnya warga Cilegon, supaya tidak terpengaruh terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan terus mengikuti perkembangan informasi kebencanaan melalui kanal resmi milik BMKG.

Daryono juga meminta pada semua media untuk lebih teliti dalam membedakan kata prediksi dan potensi bencana. Maka dapat mencegah terjadinya hoaks yang akan timbul dan meresahkan masyarakat.

“Masyarakat tidak perlu khawatir dan panik berlebihan. Siapa pun tidak ada yang bisa memprediksi gempa dan tsunami. Jadi, masyarakat tidak usah terlalu panik selama tidak ada peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG,” kata Daryono.

Masyarakat sempat dihebohkan dengan berita di media sosial yang mengatakan bahwa daerah Cilegon, Banten, diprediksi akan mengalami potensi gelombang tsunami setinggi 8 meter pada akhir tahun 2021.

Hal itu karena adanya kesalahpahaman tentang yang dibicarakan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati terkait potensi bencana tsunami yang dapat terjadi di wilayah Indonesia saat libur Hari Natal dan Tahun Baru. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya