Varian Omicron Muncul, Masyarakat Diminta Tak Was-was

COVID-19 varian Omicron
Sumber :
  • The Straits Times

VIVA - Varian baru COVID-19, Omicron dengan nama lain B.1.1.529 yang mulai menjadi pandemi di dunia, disebut WHO sebagai salah satu virus SARS-CoV-2 yang sangat menular bahkan bisa meningkatkan risiko infeksi ulang dan lebih parah dari variant of concern (VOC) lainnya.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

Pembatasan Ketat

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Hampir sebagian besar negara termasuk Indonesia, kembali menerapkan pembatasan ketat aktivitas sosial masyarakat, untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menjadi pemicu penyebaran COVID-19.

Pemerintah telah meningkatkan status PPKM kembali ke level 2 disejumlah daerah, dan menggenjot vaksinasi untuk membentuk cluster-cluster antibodi terhadap COVID-19.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Kondisi kehidupan sosial ekonomi tentunya akan kembali seperti fase PPKM Level 2, di mana hampir sebagian besar masyarakat merasa tertekan akan situasi dan kondisi di masa pandemi COVID-19.

"Tidak dapat dipungkiri, varian COVID-19 Omicron, mulai mempengaruhi alam pikiran masyarakat, sehingga rasa was-was, cemas, ketakutan dan emosi menjadi tidak terkontrol sehingga membuat jiwa dan raganya sakit," kata founder Emotional Freedom Tehniques (EFT) Center, Eddy Iskandar, kepada wartawan, Jumat, 3 Desember 2021.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Waspadai Varian Omicron: Efeknya Kemana-mana

Rusak Sistem Imun

Jika dikaitkan dengan ilmu kejiwaan, lanjut Eddy, rasa dan perasaan was-was, cemas, ketakutan akan merusak sistem imun tubuh sehingga tak mampu lagi menjadi benteng pertahanan bagi kesehatan jiwa dan raga.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Imun atau daya tahan tubuh yang lemah, tentunya merusak sistem kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang, sehingga penyakit dapat dengan mudah masuk hingga menjadi masalah serta beban baru karena harus diobati.

"Tidak banyak yang belum menyadari bahwasanya tubuh sejatinya adalah dokter terbaik bagi diri kita sendiri. Perlu keseimbangan hati dan pikiran untuk menghadirkan energi positif sebagai dokter pribadi dalam tubuh kita," kata Eddy.

Dia mengatakan mengendalikan hati, pikiran, emosi, jiwa seseorang dengan nilai ketuhanan dan budaya untuk disatupadukan dengan kondisi alam semesta adalah cara alamiah bagi manusia untuk dapat tetap tenang menghadapi ragam persoalan duniawi yang berdampak langsung maupun tidak langsung dengan dirinya.

Firli Bahuri

Untuk memperkenalkan lebih dalam teknik EFT yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi ragam permasalahan kesehatan jiwa dan raga seseorang, Perkumpulan Praktisi EFT Internasional (PRATI-ICEP) akan mengadakan Indonesia 3rd ICEP Annual Conference bertajuk Capacity Readiness for Longterm Resilience, pada tanggal 4-5 Desember 2021 di Jakarta secara virtual (online), yang rencananya akan dihadiri dan diisi oleh Ketua KPK, Firli Bahuri.

Selain Firli Bahuri, CEO Digital Group Asen, Dato' Seri Mir, dan Ketua PIKTI (Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia), Ekawahyu Kasih, beserta 11 pakar lainnya, akan memberikan materi dalam konferensi tahun ini.

Konferensi ke-3 yang terbuka untuk umum itu akan mengupas tuntas sekaligus menggugah semangat masyarakat untuk mengembangkan kesiapan kapasitas diri untuk ketahanan jangka panjang melalui pendekatan dimensi spiritual, sosial, kesehatan, karir dan keuangan, seperti yang dilakukan tokoh-tokoh yang mengisi kegiatan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya