Innalillahi, Korban Meninggal Kena Erupsi Semeru Jadi 22 Orang

Tim SAR saat mencari korban letusan Gunung Semeru.
Sumber :
  • Basarnas Surabaya.

VIVA – Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Munhari mengatakan jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur menjadi 22 orang pada Senin, 6 Desember 2021.

Gunung Ibu Kembali Erupsi, Kolom Abu 1.500 Meter di Atas Puncak

“Jumlah korban meninggal dunia itu 22 orang,” kata Munhari.

Adapun rinciannya 14 orang di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro ada 8 orang. Sedangkan, 14 orang yang meninggal di Pronojiwo itu masih ada 5 orang yang belum teridentifikasi. Sedangkan, 2 orang ada di RSUD Pasirian Lumajang.

Antisipasi Letusan Lebih Besar, 5.000 Korban Erupsi Gunung Ruang Dilarang Tinggalkan Pengungsian

“Kemudian, 3 orang ditemukan di RT16/05 Curah Kobokan,” ujarnya.

Gunung Semeru erupsi

Photo :
  • Twitter @BNPB_Indonesia
Gunung Ile Lewotolok Erupsi Setinggi 900 Meter, Menurut Pos Pengamatan

Selanjutnya, kata dia, 9 korban lain di Desa Pronojiwo yang teridentifikasi sudah dimakamkan. Untuk Kecamatan Candipuro, ada 8 orang meninggal dimana 1 orang masih belum diidentifikasi.

“Sehingga jumlah korban meninggal 22 orang, dimana 13 orang sudah dikenali, 7 lain masih dalam proses identifikasi. Lalu, 12 orang yang teridentifikasi telah dimakamkan,” jelas dia.

Disamping itu, Munhari mengatakan ada 27 orang korban hilang yang saat ini masih menjadi fokus pencarian oleh tim pencarian dan penyelamatan korban. Total masyarakat terdampak sejumlah 5.205 orang, dimana terbagi di beberapa titik pengungsian.

“Tentu saja, kebutuhan logistik dasar saat ini sudah terpenuhi meski jika ada penambahan kebutuhan segenap stakeholder lembaga sudah sangat siap memenuhi kebutuhan tersebut,” ucapnya.

Saat ini, lanjut dia, posko utama tanggap darurat sudah berdiri untuk melakukan koordinasi lebih baik dalam hal pendataan korban terdampak maupun giat pencarian penyelamatan evakuasi dan penanganan pengungsi.

“Status tanggap darurat sudah ditetapkan oleh Bupati Lumajang mulai 4 Desember 2021 sampai 3 Januari 2022,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya