Warga Masih Takut dan Bingung Mau Pulang ke Mana usai Erupsi Semeru

Dua orang petugas bersepeda motor berpatroli melintasi jalan desa di Lumajang, Jawa Timur, Senin, 6 Desember 2021, menyusul erupsi Gunung Semeru pada Sabtu pekan lalu.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu, 4 Desember 2021, menyisakan duka mendalam bagi warga di lereng gunung setinggi 3.676 Mdpl itu. Saat erupsi terjadi warga langsung mengevakuasi diri menuju tempat yang lebih aman. Kini sebagian besar sudah berada di posko pengungsian. 

Gunung Marapi Erupsi dengan Kolom Abu 1.500 Meter, TNI Siagakan Prajurit

Ketua RT 10 RW 04, Umbulan Sumbersari, Desa Supit Urang, Indayani, mengatakan bahwa saat erupsi terjadi warganya berhamburan menyelamatkan diri. Ada 91 kepala keluarga (KK) di wilayahnya. Kini semuanya terpencar tinggal di sejumlah posko pengungsian yang ada. 

Indayani menuturkan, selama di posko sejumlah kebutuhan pokok seperti makan memang tercukupi, tetapi mereka kesulitan pasokan air, sementara dia dan warga lainnya memiliki anak kecil yang memerlukan perawatan dan perlindungan. Selama tinggal di posko rasa takut erupsi susulan masih menyelimuti mereka. 

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 2000 Meter

Sesekali mereka juga meratapi kondisi saat ini. Mereka bingung, setelah status darurat bencana berakhir, harus pulang ke mana. Sebab, rumah yang mereka tinggal kini rusak berat, termasuk akses jalan menuju rumah mereka yang rusak akibat tertimbun debu vulkanik. 

"Kalau bantuan sudah terjamin, cuma rumah sekarang tidak punya, mau pulang ke mana? Allhamdulilah, bantuan ada, cuma air ini kan kalau air padam mau mandiin anak kecil susah; air nandon, kalau listrik mati ikut mati. Dan tempat tinggal itu rumah rusak berat," kata Indayani, Senin, 6 Desember 2021.

Gunung Karangetang Berstatus Waspada, PVMBG Imbau Radius 1,5 Km Harus Steril dari Warga

Dia menuturkan bahwa wilayahnya termasuk daerah yang terdampak parah. Sebagian besar rumah rusak terkena abu vulknik. Hewan ternak seperti sapi dan kambing banyak yang mati. Beberapa warganya bahkan ada yang luka-luka dan belum ditemukan.

Pemukiman warga terdampak erupsi Gunung Semeru.

Photo :
  • tvOne.

Indayani mengaku belum bisa membayangkan situasi setelah status darurat bencana berakhir. Dia bercerita, pada tahun 2020, saat Gunung Semeru erupsi, ada dua kepala keluarga yang harus meninggalkan Umbulan Sumbersari karena rumahnya hancur terkena abu vulkanik. Sedangkan erupsi saat ini jumlah rumah yang rusak lebih banyak ketimbang tahun lalu.

Total jumlah korban meninggal dunia akibat bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berdasarkan data dari Kantor SAR Surabaya, bertambah menjadi 17 orang pada Senin. Sementara, berdasarkan data BNPB, korban yang belum ditemukan sebanyak 27 orang.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, mengatakan hingga Minggu sore, kerusakan rumah tercatat sebanyak 2.970 unit, dan 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga rusak.

Dampak materiil akibat awan panas guguran Gunung Semeru yakni jembatan Gladak Perak jalur utama arah Lumajang-Malang lewat selatan terputus total sehingga warga di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari terisolasi, sehingga akses jalan ke Kota Lumajang putus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya