Rekrut Santri Jadi Anggota TNI Dinilai Bisa Bendung Paham Radikal

Ilustrasi santri
Sumber :
  • VIVA / Dani (Bekasi)

VIVA - Pj Ketua Umum PB HMI, Romadhon JASN, menyambut baik rencana Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman merekrut calon prajurit TNI dari kalangan santri dan lintas agama.

TNI Pasti Profesional Tangani Kasus Oknum Diduga Aniaya Anggota KKB Papua

VIVA Militer: KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Photo :
  • Dispenad

Terdidik dari Segi Moral Maupun Akhlak

29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Ia menuturkan rencana mantan Pangkostrad tersebut mendapat dukungan dan apresiasi dari publik. Alasannya, pertimbangan merekrut prajurit TNI dari kalangan alumni pesantren karena santri dinilai sudah terdidik dari segi moral maupun akhlak.

"PB HMI menyambut positif rencana ini, demikian juga publik mengapresiasi dan mendukung. Ini kabar gembira bagi santri termasuk juga saudara kita lintas agama, dan benar yang dibilang Pak KSAD Dudung santri sudah terdidik akhlak dan moralnya ditanamkan di pesantren," ujar Romadhon JASN kepada media di Jakarta, Selasa, 7 Desember 2021.

Kronologi Pengeroyokan 4 Pria di Depan Polres Jakpus yang Dipicu Pemukulan Terhadap Anggota TNI

Ilustrasi santri

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Romadhon mengatakan rencana Jenderal Dudung Abdurrachman patut didukung, sebab dengan merekrut santri yang notabene memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman keagamaan yang mumpuni bisa menjadi benteng pertahanan terakhir dalam upaya melawan dan menghentikan penyebaran ideologi transnasional takfiri berbasis kekerasan yaitu radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

"Ancaman radikalisme, ekstremisme, dan terorisme itu benar-benar nyata sebab penyebaran ideologi transnasional takfiri ini semakin meluas dan menjangkit ke semua level, karena itu santri bisa ambil peran cegah penyebaran ideologi transnasional apalagi santri punya pemahaman keagamaan moderat," katanya.

MUI Disusupi Ideologi Radikal

Romadhon juga menyoroti terkait ancaman ideologi radikalisme yang kasat mata telah menyentuh institusi MUI yang sama sekali sukar dan mustahil bisa disusupi radikalisme dan terorisme sehingga ketika dilakukan penangkapan sontak menggegerkan publik dan jagat digital.

"Nggak kebayang lembaga sebesar MUI bisa disusupi padahal di situ kumpulan ulama dan intelektual, saya justru khawatir ini terjadi di institusi yang lain sebab ancaman radikalisme nyata ini," kata Romadhon.

Santri musiman mengaji kitab kuning. Foto ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Karena itu, kata Romadhon, ketika KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman berencana merekrut kalangan pesantren alias santri dan lintas agama membuat banyak pihak optimis akan masa depan pemberantasan dan penanggulangan ideologi transnasional radikal dan terorisme di Indonesia. Sebab, kehadiran santri dengan modal serta bekal pendidikan keagamaan yang moderat diyakini mampu menghadapi kelompok radikalis-teroris.

"Seperti kata buya Syafie Maarif santri bisa menghadapi kelompok radikal intoleran karena mereka ngerti betul, kita optimis ke depan dengan masukanya santri radikalisme dan terorisme bisa diberantas," kata Romadhon.

Agama yang Moderat

Apalagi lanjut Romadhon, dunia pesantren yang notabeni dihuni para santri dengan bekal pendidikan keagamaan yang moderat telah terbukti mempunyai kontribusi nyata dalam menggapai Indonesia merdeka.

Pesantren dan santri menjadi simbol pelawanan dan benteng pertahanan dalam melawan kekuatan penjajah. Sejak saat itu sebenarnya santri menjadi tentara yang mengobarkan api perlawanan terhadap kezaliman kolonialisme dan imperialisme.

"Sejak pra kemerdekaan santri sudah jadi tentara sebenarnya, mereka banyak yang gugur mengobarkan api perlawanan terhadap penjajah, santri itu simbol perlawanan bagi penjajah. Jadi jelas kontribusi pesantren bagi kemerdekaan republik ini," katanya.

Para santri tengah membaca Alquran. (Ilustrasi).

Photo :
  • U-Report

Nilai-nilai Luhur

Di sisi lain, lanjutnya, rekrumen santri menjadi calon prajurit TNI pada dasarnya amanah konstitusi Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Sehingga dengan masuknya santri menjadi prajurit TNI diyakini dapat mewarnai dengan nilai-nilai luhur dan ajaran agama Islam yang mereka yakini.

"Ini amanah konstitusi sebenarnya rekrutmen santri, sehingga kalau santri jadi prajurit TNI bisa mewarnai dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur dan ajaran Islam," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya