BPBD Mulai Terima Laporan Penjarahan Rumah Warga Terdampak Semeru

Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sariyanto, di lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu, 8 Desember 2021.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menerima laporan penjarahan rumah warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kampung Kamar A, Dusun Sumbersari, Desa Oro-orombo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Lolly Mohon-mohon Minta Ketemu, Nikita Mirzani Lebih Pilih Lakukan Ini Bareng Anak Laki-Lakinya

Wilayah itu terdampak cukup parah erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021. Penjarahan terjadi karena kampung itu ditinggal warganya untuk mengungsi ke posko atau tempat aman lainnya.

"Aduan pertama itu hari Senin (6 Desember 2021) rumah di Kampung Kamar A. Yang hilang kompor dan ayam mereka hilang," kata personel BPBD Kabupaten Malang, Sariyanto, Rabu, 8 Desember 2021.

Daftar Harga Pangan 17 April 2024: Cabai Rawit hingga Telur Ayam Naik

Sejauh ini, katanya, sudah 6 warga yang mengadu kepada BPBD Kabupaten Malang bahwa rumah mereka dijarah. Selain hewan ternak seperti ayam, barang-barang seperti kulkas dan koper hingga barang-barang lainnya juga hilang. 

Selama masa darurat bencana, warga diminta untuk meninggalkan rumah mereka masing-masing. Sebab, kondisinya sudah tidak layak huni. Sebagian besar rumah warga tertimbun abu vulkanik.

Daftar Harga Pangan 16 April 2024: Beras hingga Daging Turun

Warga korban terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, m

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Warga untuk sementara tinggal di sejumlah posko pengungsian dan sebagian tinggal di rumah saudara. Warga pada pagi hari biasanya pulang ke rumah untuk melihat kondisi rumah. Saat itulah diketahui banyak barang yang hilang. Sebagai antisipasi BPBD Kabupaten Malang memblokade untuk menghalau warga masuk ke perkampungan sejak pukul 18.00 WIB.

"Kita menghalau warga untuk masuk perkampungan, mereka yang selfie-selfie--jadi semacam blokade. Warga di sekitar situ (desa) masih trauma; pagi pulang, kalau sore kembali ke pengungsian atau rumah keluarganya," ujarnya. 

BPBD dan relawan lainnya berharap bantuan personel dari TNI dan Polri untuk menjaga perkampungan warga yang ditinggal ke pengungsian. Selama ini belum ada penjagaan dari TNI dan Polri sehingga jumlah aduan warga yang mengalami penjarahan terus bertambah. 

"Dari kami memang perlu penjagaan TNI/Polri, terutama menghalau warga datang malam hari ke daerah Kamar A Dusun Sumbersari, Desa Oro-oro Ombo. Saat ini saja sudah enam orang yang mengadu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya