- VIVA/Putri Nur Ifdah
VIVA - Pengacara Razman Arif Nasution menjadi korban teror. Apartemennya di Mediterania Palace Residance, Kemayoran, Jakarta, dikirim kepala kambing yang sudah busuk pada Sabtu, 18 Desember 2021.
Pengacara Komjen Budi Gunawan, Razman Arif Nasution
- M Fikri Halim/ Jakarta
"Dikirimi paket kepala kambing busuk. Paket itu diterima oleh istri dan security," kata Razman kepada wartawan di Kota Medan, Senin, 20 Desember 2021.
Dibungkus Rapi Seperti Kado
Razman mengatakan kepala kambing busuk itu dibungkus rapi seperti kado. Namun, setelah diterima sekuriti dari kurir dan disampaikan keluarganya, ternyata, isinya bangkai hewan berkaki empat.
Razman mengecam aksi teror tersebut yang dinilai aksi pengecut, yang tidak mau menampakkan diri. Dia menilai ada pihak-pihak yang tidak senang dirinya menangani sejumlah kasus besar di tanah air.
"Saya katakan saya tidak takut dengan teror-teror seperti ini. Saya akan terus berjuang untuk perbaikan negeri ini," kata Razman.
Keluarga Ketakutan
Razman mengaku sudah merasakan akan mendapat teror. Sehingga ia menambah pengawalan dan sekuriti berjaga di apartemennya di Jakarta.
"Saya berharap jangan seperti ini. Kalau mau langsung (teror), langsung saja ke saya. Ternyata, kejadian dan keluarga saya ketakutan," kata Razman.
Cara-cara Komunis
Razman sudah menyampaikan kabar teror ini, kepada Ketua Umum Pemuda Pancasila, Japto Soerjosoemarno, dan Hercules.
"Ini cara-cara komunis dan pengecut. Kalau ada yang tidak suka atau tidak senang dengan perkara yang saya tangani. Sebaiknya langsung berjumpa dengan saya jangan melakukan teror. Apalagi yang diteror adalah anak dan istri saya," kata Razman.
Setelah Tangani Perkara Ormas PP
Razman mengakui teror ini didapatkan setelah ia menangani perkara PP. Tapi, dia tidak mau ambil pusing dan tetap akan berjuang menegakkan keadilan di Indonesia.
"Bismillah, saya akan maju terus. Saya sampai di Jakarta akan membuat laporan ke polisi. Melalui media ini, saya akan tegakan keadilan di negeri ini," kata Razman.
Misteri Prabu Jayabaya yang Belum Terpecahkan, Dipercaya Sebagai Jelmaan Dewa
Jayabaya, penguasa yang teguh dari Kerajaan Kediri pada periode 1135-1159 Masehi, dikenal tidak hanya karena keberanian dan kearifannya, tetapi keahliannya dalam meramal.
