Jerih Payah Relawan Membantu Korban Erupsi Semeru

Aktivis relawan di kawasan erupsi gunung Semeru
Sumber :
  • Rilis FMI-EMT-IDI

VIVA – Operasi search and rescue (SAR) bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, resmi ditutup oleh kepala kantor SAR Surabaya pada Kamis, 16 Desember 2021 pukul 18.00 WIB. 

Sekolah Rentan Bencana Capai 57 Persen, Kemendikbud: Waspada!

Pencarian dan penyelamatan korban bencana diketahui sudah berlangsung selama 13 hari sejak erupsi Semeru terjadi 4 Desember 2021 lalu. 

Kemudian masa tanggap darurat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru diperpanjang selama tujuh hari lagi mulai tanggal 18 hingga 24 Desember 2021 yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 188.45/549/427.12/2021.
 
Tim gabungan respons bencana selama 2 pekan bertugas di lokasi bencana termasuk FMI-EMT IDI .Sekjen PB FMI Zulfahmi Ramli yang memimpin tim respons bencana menjelaskan tim terdiri dari 10 orang relawan dokter, 2 orang perawat, 1 orang apoteker,  1 orang psikolog, 10 orang rescuer, 8 tim logistik, 2 orang safety officer, 1 orang petugas administrasi dan 1 orang petugas dokumentasi. 

Status Gunung Ruang Turun Jadi Siaga, Bandara Sam Ratulangi di Manado Kembali Beroperasi

Terkibat dalam pencarian dan penyelamatab, Jejaring Relawan Nasional EMT IDI juga bekerja bersama Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (Laznas BSMU).

"Kondisi tim saat ini sehat wal'afiat setelah bertugas dua minggu, dan dalam keadaan siaga penuh akibat perubahan status Gunung Semeru yang dikeluarkan PVMBG dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga)," ujar Fahmi. 

Krisis Energi, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Lebih lanjut sebagaimana rilis yang dikirimkan Fami menjelaskan bahwa apabila terjadi aktivitas vulkanik lanjutan maka komandan lapangan Dedi Muhardi sebagai manajer DRC Laznas BSMU sekaligus Kapusdiklat PB FMI dan Wakapus Jejaring Relawan Nasional EMT IDI akan mempersiapkan tim yang berada di Base Camp Sumberwuluh untuk ready to go (RTG) yakni siap turun lapangan. 

"Kami telah melakukan protap (prosedur dan ketetapan) aman diri sebelum memberikan pertolongan jika keadaan darurat terjadi," kata Fahmi. 

"Seperti mengatur posisi parkir mobil. Selalu memonitor pergerakan seismograf Pos Pantau Gunung Sawur melalui frekuensi VHF 170.500 dan frekuensi RAPI Lumajang VHF 142.460," lanjutnya. 

Sejauh ini menurutnya, logistik untuk pengungsi sejauh ini sudah mencukupi. Hanya memang, manajemen distribusinya perlu diperbaiki. Namun masih diperlukan tambahan perangkat komunikasi radio HT dan antena. Hal itu diperlukan untuk memantau frekuensi seismograf pos pantau Gunung Sawur. 


Selain itu bantuan alat komunikasi ini juga disebut bisa dimanfaatkan penduduk yang masih berada terlalu dekat dengan radius 13 kilometer maupun para aparat desa dan relawan setempat. Kebutuhan lainnya yang masih dibutuhkan warga terdampak adalah alat-alat memasak. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya