Buka Muktamar, Jokowi Tawarkan Konsensi untuk Generasi Muda NU

Presiden Jokowi buka Muktamar NU ke-34 di Lampung.
Sumber :
  • Biro Humas Setpres

VIVA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung, Rabu 22 Desember 2021. Jokowi dalam sambutannya menyinggung tentang pemerataan ekonomi, khususnya ekonomi umat.

Jokowi Bakal Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk dalam RAPBN 2025

Dia mengatakan, pemerataan ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, Jokowi melihat PBNU memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk melakukan hal itu.

"Memang kita harus berbicara apa adanya. Pemerataan bukan sebuah hal yang gampang untuk dilakukan. Tetapi, saya melihat kekuatan di NU sekarang, anak-anak mudanya banyak yang pintar-pintar," kata Jokowi.

Petinggi PPP Minta Pimpinan Realistis Segera Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi menyebut banyak santri NU yang pintar dan keluaran dari universitas besar seluruh negara di dunia. Dia meyakini bila ini bisa dirajut dalam kekuatan lokomotif maka akan mampu menarik gerbong-gerbong di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan rakyat.

Dia juga menawarkan para generasi muda untuk membentuk wadah berusaha seperti PT dan semacamnya. Kata dia, nantinya pemerintah akan memberikan bantuan berupa izin pengelolaan lahan atau konsesi kepada generasi muda NU untuk meningkatkam ekonomi.

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

"Saya menawarkan yang muda-muda ini dibuatkan sebuah wadah, bisa PT atau kelompok usaha dan pemerintah. Kalau siap, saya menyiapkan konsesi. Baik itu yang namanya konsesi terserah mau dipakai untuk lahan pertanian, silakan," lanjut eks Gubernur DKI tersebut.

Pun, Jokowi juga ingin menyiapkan konsesi minerba untuk para generasi muda yang nanti bergerak di bidang usaha mineral dan batu bara seperti nikel, bauksit, dan tembaga. Namun, tetap fasilitas itu akan diberikan apabila bersedia diwadahi dalam sebuah kelompok usaha besar.

"Sehingga nanti bisa menggerek, mengajak gerbong-gerbong yang lain untuk ikut menikmati. Ini memerlukan sebuah kerja besar tetapi saya melihat potensi di Nadhatul Ulama itu ada, tinggal merajut nya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya