Cara Anak Buah Nadiem Buat Lulusan SMK Masuk Kerja Tanpa Tes

Ilustrasi kegiatan siswa-siswi SMK.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Feny Selly

VIVA – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah membuka pendaftaran program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) tahun 2022 sampai dengan tanggal 14 Januari 2022.

Jika Pramuka Dihapus, Nilai Kenegarawanan Generasi Muda Bisa Terkikis

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto menyebut program ini telah berjalan sejak tahun 2020 dan diklaim sudah melakukan terobosan dalam mewujudkan keselarasan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dunia industri (DUDI). Yang terbaru dalam program ini adalah peenamban skema pemadanan dukungan guna menggaet komitmen nyata dari mitra industri.

"Dengan SMK PK skema pemadanan dukungan, kolaborasi antara pendidikan vokasi dan DUDI akan semakin kuat. Industri, diharapkan bisa terlibat secara lebih nyata dan lebih intensif. Dalam hal ini, industri juga akan merasakan secara langsung manfaat dari adanya kemitraan dengan pendidikan vokasi," kata dia kepada wartawan, Selasa, 28 Desember 2021.

Masih Banyak Siswa SMA dan SMK Bingung Mau Kerja Apa

Skema pemadanan dukungan, kata dia, bertujuan meningkatkan kolaborasi yang terukur dengan dunia kerja dalam membangun SMK berkualitas. Kata dia, industri akan turut berinvestasi dalam pengembangan teaching factory yang aktif menjadi pusat pembelajaran sekaligus melakukan produksi untuk menjadi bagian dalam proses bisnis industri.

“Ini mendorong SMK, peserta program SMK PK dengan teaching factory yang aktif, menjadi pusat pembelajaran SMK lain, dan menghasilkan lulusan yang terserap dan diapresiasi baik oleh dunia kerja. Selain itu, industri juga akan ikut berkontribusi memberikan anggaran pada program SMK PK,” ucap Wikan.

Bank Indonesia Salurkan Beasiswa untuk 305 Penerima Program GenBi 2024

Anak buah Menteri Nadiem Makarim itu memambahkan, dengan industri ikut menggelontorkan anggaran lebih besar kepada sekolah peserta SMK PK, maka diyakini mendorong SMK itu lebih mengembangkan praktik sehingga nantinya mampu masuk ke dalam lini produksi industri. Bahkan, menurutnya lantaran telah ikut teaching factory lewat program SMK PK, industri pun bisa menentukan alat-alat yang digunakan.

Wikan mengatakan hal ini memberikan keuntungan bagi industri dalam efektivitas serta efisiensi produksi. Dirinya mengklaim misi dari SMK PK skema pemadanan dukungan yaitu meningkatkan level kemitraan jadi pola partnership yang saling menguntungkan (mutual benefit). Sebab, lanjutnya, meski selama ini kemitraan antara SMK dengan DUDI sudah banyak terjalin, tapi sebagian besar berbentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). 

“Selain dari sisi lini produksi, industri juga akan mendapatkan SDM yang siap kerja. Keterlibatan dan intervensi industri dari proses pembelajaran akan menghasilkan calon lulusan yang sudah sesuai kebutuhan sehingga nanti pada saat perekrutan kompetensinya sudah match, industri tidak perlu melakukan training karena sudah dilakukan selama sekolah melalui SMK PK,” kata dia.

Baca juga: Lulusan SMA dan SMK Jadi Target Potensial

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya