BNPB Catat 3.092 Bencana Terjadi pada 2021, Didominasi Banjir

Ilustrasi banjir
Sumber :
  • dok BNPB

VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 3.092 kejadian yang didominasi bencana hidrometeorologi terjadi sepanjang 2021. Bencana yang paling sering terjadi yaitu banjir dengan 1.298 kejadian.

Mengulik Rahasia Terlarang Ramalan Jayabaya: Bencana hingga Pemimpin

Disusul cuaca ekstrem 804, tanah longsor 632, kebakaran hutan dan lahan 265, gelombang pasang dan abrasi 45, gempa bumi 32, kekeringan 15 dan erupsi gunung api 1.

"Dari sejumlah bencana tersebut, tercatat warga menderita dan mengungsi 8.426.609 jiwa, luka-luka 14.116, meninggal dunia 665 dan hilang 95," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhri di Jakarta, Jumat, 31 Desember 2021.

Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka

Sedangkan, dampak kerusakan tercatat rumah sebanyak 142.179 unit, fasilitas umum 3.704, kantor 509 dan jembatan 438. Rincian kerusakan rumah yaitu rumah rusak berat 19.163 unit, rusak sedang 25.369 dan rusak ringan 97.647.

Salah seorang warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melintas rumah rusak akibat terjangan awan panas guguran Gunung Semeru, Rabu, 8 Desember 2021.

Photo :
  • ANTARA/Vicki Febrianto
Longsor Tewaskan 20 Orang, Pemerintah Tetapkan Tana Toraja Status Tanggap Darurat 

BNBP juga mencatat, bencana pada tahun 2021 ini turun dibandingkan tahun lalu. Pada tahun lalu bencana berjumlah 4.649 kejadian, sedangkan pada tahun ini 3.092 atau turun 33,5 persen.

Untuk itu, pembelajaran dari rangkaian kejadian bencana di atas penting untuk dijadikan acuan bagi rencana kesiapsiagaan yang lebih baik di tahun-tahun ke depan.

Kemudian, catatan terakhir mengenai bencana erupsi Semeru pada awal Desember lalu, BNPB melihat kembali peringatan dini kegunungapian yang perlu dikoordinasikan dan disempurnakan dengan lebih terintegrasi, khususnya untuk perintah evakuasi di saat kontinjensi dan darurat.

Penyesuaian level aktivitas gunung api yang tidak hanya berpatokan pada aktivitas erupsi tetapi juga aktivitas vulkanik lain, seperti awan panas guguran yang mengancam keselamatan masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya