Lembaga Eijkman Kini Dileburkan Bersama BRIN, Ketahui Sejarahnya!

Lembaga Eijkman
Sumber :

VIVA –  Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman kini telah resmi dileburkan ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) per tanggal 1 Januari 2022 setelah hampir tiga dekade beroperasi. Hal itu sesuai dengan isi Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang BRIN. 

Ngeri, Terkuak Kerajaan Ular Salah Satu Suku yang Mengandung Banyak Misteri

Eijkman sendiri merupakan lembaga yang berfokus pada penelitian di bidang biologi molekuler bioteknologi kedokteran dalam pemerintahan. Sebelum kini berubah menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman setelah dileburkan dengan BRIN, Eijkman berada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Christiaan Eijkman peraih nobel kedokteran yang melakukan penelitian terhadap penyakit beri-beri menjadi inspirasi untuk nama lembaga Eijkman ini. Cikal bakal lembaga ini didirikan adalah dari penelitian penyakit beri-beri tersebut pada awal dasawarsa 1900-an. Selain itu, penemuan vitamin jua menjadi dasar lembaga tersebut. 

Rahasia Asal-muasal Jangka Jayabaya yang Mengandung Ramalan Masa Depan Nusantara

Sejak zaman kolonial Belanda, Lembaga Eijkman ini dinilai sebagai aset langka negara dalam hal penanganan wabah penyakit di bidang kedokteran dan higiene tropis. Lembaga Eijkman didirikan pertama kali pada tahun 1888 oleh seorang peneliti andal yang berasal dari Belanda. 

Sebelum bernama Eijkman, lembaga ini dulunya masih bernama Centraal Laboratorium van den Dienst der Volksgezondheid atau Laboratorium Pusat Dinas Kesehatan Masyarakat. Lembaga ini telah memberikan sumbangsih beberapa penemuannya seperti penyebab penyakit, pengobatan, pencegahan penyakit beri-beri hingga vitamin B1.

Sejarah Ketupat yang Menjadi Menu Paling Populer Saat Hari Raya Idul Fitri

Berkat penyakit beri-beri yang diteliti, Eijkman pun dapat meraih penghargaan  nobel pada tahun 1929. Setelah itu nama lembaga ini berubah menjadi Lembaga Eijkman pada tahun 1938 dan dipimpin oleh Prof Dr Achmad Mochtar, pemimpin pertama lembaga ini yang merupakan orang Indonesia. 

Namun, tragisnya tentara Jepang harus menghukum pancung Achmad Mochtar karena dirinya diduga memfitnah mengenai pencemaran vaksin yang pada saat itu sedang dikembangkan. Diketahui, demi menyelamatkan rekan-rekannya yang ada di lembaga tersebut, Achmad Mochtar rela dihukum pancung. 

Tak melulu berjalan mulus, perjalanan lembaga Eijkman juga pernah mengalami jatuh bangun hingga akhirnya harus ditutup pada tahun 1960-an. Hal itu dikarenakan oleh dinamika politik dan ekonomi negara. Bahkan sebelum seperti sekarang ini yang melebur bersama BRIN, Lembaga Eijkman juga pernah melebur bersama RS Cipto Mangunkusumo. 

Pada Desember 1990, akhirnya Lembaga Eijkman kembali bangkit berkat BJ Habibie yang berinisiatif untuk lembaga ini dan kebetulan sedang menjabat sebagai  Menteri Riset dan Teknologi. Pada tahun 1992 Eijkman Ini baru disahkan sebagai lembaga dan dipimpin Profesor Sangkot Marzuki hingga tahun 2014.

Sementara, sejak 2014-2021, Profesor Amin Soebandrio lah yang yang memimpin lembaga ini. Kini babak baru telah dimasuki oleh Lembaga Eikjman karena saat ini telah dileburkan bersama BRIN.

Salah satu tim yang berasal dari Lembaga Eijkman yakni Tim Waspada COVID-19 (WASCOVE) yang dalam perannya selama pandemi mendeteksi dan meneliti virus Corona kini berhenti dan sudah pamit. 

Tim WASCOVE Eijkman sudah berdedikasi sejak 16 Maret 2020 hingga 31 Desember 2021 untuk meneliti virus SARS-CoV-2, termasuk penelitian plasma konvalesen dan pengembangan vaksin Merah Putih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya