Kasus Jewer, Pengacara Edy Rahmayadi Duga Ada yang Tunggangi Coki

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putra Nasution

VIVA - Kuasa hukum Edy Rahmayadi, Junirwan, menduga ada pihak lain yang menunggangi pelatih biliar Sumatera Utara, Khairuddin Aritonang, alias Coki, dalam kasus jewer yang jadi sorotan publik belakangan ini. Oleh karena itu, kasus itu menjadi besar dan berujung pada melaporkan Gubernur Sumut ke Polda Sumut.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Photo :
  • VIVA.co.id/Putra Nasution

Nilai Kasus Dibesar-besarkan

Yang Bikin Shin Tae-yong Terusik saat Indonesia Kalahkan Korea Selatan

"Kita prihatin ya, kenapa persoalan itu di-blow up ke media dan dibesar-besarkan ya. Sehingga kita menduga ditunggangi pihak ketiga," kata Junirwan saat dikonfirmasi VIVA, Rabu malam, 5 Januari 2022.

Junirwan menduga ada oknum yang menunggangi Coki untuk kepentingan politik. Sehingga membuat citra buruk bagi mantan Ketua Umum PSSI itu.

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

"Kami pikir seharusnya publik dapat berpikir jernih dan berupaya memahami subtansi permasalahan tersebut. Bagi pihak-pihak tertentu tolong tahan dulu syahwat politik dan ego terhadap penghakiman kepada klien kami," kata Junirwan.

Soal Mediasi Antara Edy dan Coki

Disinggung apakah Junirwan juga akan melakukan mediasi antara Gubernur Edy dan Coki untuk berdamai saja, ia mengatakan hal itu bukan menjadi kapasitas dia sebagai pengacara.

"Saya tidak tugasnya di situ, mungkin ada pihak yang lain. itu lain persoalannya," kata Junirwan.

Junirwan menjelaskan pada saat acara penyerahan tali asih atau bonus kepada pelatih dan atlet peraih medali di PON XX Papua berlangsung di Aula Tengku Rizal Nurdin di Rumah Dinas Gubernur di Kota Medan, Senin, 27 Desember 2021, Edy berdiri dan hadir dalam acara tersebut sebagi pembina.

Hal itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Dengan itu, tepat mantan Pangkostrad itu, memberikan motivasi dan semangat kepada pelatih dan atlet untuk berprestasi lebih baik ke depannya.

"Beliau berdiri di situ berbicara pengarahan untuk atlet Sumut. Bukan semata-mata karena hal lain. Atlet dan pelatih yang datang juga karena senang mendapat bonus," kata Junirwan.

Berikan Nasihat

Ketika seorang pembina memberikan nasihat, maka sudah sepatutnya didengar. "Dan Coki harusnya paham dia dipanggil ke depan karena apa. Makanya klien kita heran kenapa akhirnya berakhir seperti ini," kata Junirwan.

Junirwan juga menekankan agar jangan melihat pada konteks tidak tepuk tangannya secara harafiah. Tapi pada hakikatnya secara keseluruhan sehingga tidak mengambil kesimpulan dari satu sisi saja. Tapi, keseluruhannya.

"Pak Edy awalnya melihat dia ini (Coki) siapa. Makanya dipanggil ke depan. Saat dipanggil ke depan, eh rupanya dia pelatih. Telinganya itu dipegang lalu dia menghindar dan dia turun langsung. Jadi tidak benar itu dijewer. Jadi dipegang telinga dan pundaknya itu tanda kasih sayang sebagai pembina," kata Junirwan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya