Khofifah-Alissa Wahid Masuk Struktur PBNU, Gus Yahya Cetak Sejarah

Gus Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Untuk pertama kalinya sejak Nahdlatul Ulama didirikan tahun 1926, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diisi pengurus perempuan untuk masa khidmat 2022-2022. Ada beberapa tokoh perempuan yang masuk dalam struktur baru PBNU pimpinan KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Airlangga Tugaskan RK Maju Pilkada Jakarta, Bobby di Sumut dan Khofifah Jatim

"Baru kali ini setelah 96 tahun usia Nahdlatul Ulama menurut kalender masehi, atau 99 tahun menurut kalender hijriah, kaum perempuan diakomodasi dalam pengurus harian PBNU," Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat membacakan susunan pengurus PBNU di kantor PBNU Jakarta, Rabu, 12 Desember 2021.

Beberapa perempuan yang masuk kepengurusan PBNU di antaranya adalah di jajaran Mustasyar ada Nyai Nafisah Sahal Mahfudz; Nyai Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid (Istri Gus Dur); dan Nyai Mahfudloh Ali Ubaid. 

Gerindra Tak Masalah PDIP Gabung Usung Khofifah di Pilgub Jatim, Ada Tapinya

Selain itu juga di jabatan A’wan di antaranya; Nyai Nafisah Ali Masum; Nyai Badriyah Fayumi; serta Nyai Ida Fatimah Zaenal. Juga di Tanfidziyah ada nama Khofifah Indar Parawansa serta Alissa Qotrunnada Wahid (putri Gus Dur), sebagai Ketua. 

Menurut Gus Yahya, NU sejak awal didirikannya memang tidak ada pembatasan dari sisi gender. Sementara terkait masuknya tokoh-tokoh perempuan di struktur PBNU, Gus Yahya menegaskan karena memang ada kebutuhan yang mendesak.

Tepis Isu Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Elite PKB Sebut Ada Tempat yang Lebih Mulia

"Ada masalah-masalah besar terkait isu perempuan. Kita ajak tokoh perempuan yang paling tangguh dan kuat, seperti Ibu Khofifah yang nanti akan kita andalkan juga Ibu Alissa," katanya. 

Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa usai pembukaan Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja Nasional Muslimat NU di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis, 29 Oktober 2020.

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Ia mengakui susunan pengurus PBNU ini dibuat lebih gemuk dari biasanya, dengan tujuan menjangkau seluruh kepentingan konstituen NU serta mencerminkan realitas multipolar yang ada di Indonesia, baik dari segi kedaerahan maupun dari perspektif gender. 

"Kami berkepentingan untuk menjangkau seluas-luasnya konstituen yang seluas itu sehingga kami membutuhan personil yang cukup banyak," ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan ini, Alissa Wahid mengatakan bahwa masukkan nama perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting. 

"Sejak awal NU kita sadari ruang perempuan sangat besar. Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai," ujar putri Gus Dur ini. 

Hal yang sama diungkapkan Khofifah. "Saya mencontohkan kalau ada 10 ibu di Jatim, 7 adalah muslimat dan 5 di antaranya biasanya kurang mampu. Ini menjadi proses peningkatan IPM yang harus diprioritaskan NU," ujarnya. 

Apalagi dalam menyongsong 100 tahun usia NU, maka peran perempuan NU harus diperkuat. Peningkat akan SDM dan IPM menjadi pertimbangan serius yang harus diperjuangkan.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya