BMKG: Konstruksi Bangunan Terdampak Gempa Banten Tidak Penuhi Standar

Rumah rusak akibat gempa di Sumur, Banten.
Sumber :
  • Dok. Polsek Sumur

VIVA – Hasil survei yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait dampak gempa magnitudo 6,6 di Pandeglang, Provinsi Banten, pada 14 Januari 2022, menunjukkan konstruksi sebagian besar bangunan tidak sesuai standar sehingga menyebabkan banyak rumah roboh.

Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar hingga Renggut Korban Jiwa, Begini Terjemahannya

"Sebagian besar kerusakan pada bangunan disebabkan oleh faktor jarak yang dekat dengan pusat gempa dan konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar konstruksi," kata Koordinator Bidang Seismologi Teknik BMKG Dadang Permana di Jakarta, Jumat, 21 Januari 2022.

Dadang dalam webinar memahami seismik gap megathrust di selatan Banten/Selat Sunda yang diikuti secara daring tersebut mengatakan, selain kedua faktor di atas, daerah terdampak itu berada di lapisan tanah dengan klasifikasi jenis tanah lunak.

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

BMKG melakukan pengamatan makroseismik di 15 lokasi terdampak gempa dengan kerusakan terbanyak di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dengan intensitas VI-VII MMI.

Pengamatan itu menunjukkan kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan konstruksi yang baik sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Sedangkan hasil survei karakteristik jenis tanah di 10 lokasi menunjukkan bahwa delapan lokasi berada pada klasifikasi tanah sedang dan dua lainnya, yaitu Desa Ujung Jaya Kecamatan Sumur dan Kantor Kecamatan Panimbang pada klasifikasi tanah lunak.

Rumah rusak akibat diguncang gempa di Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten

Photo :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak sebanyak 3.078 unit rumah rusak akibat dampak gempa Banten dengan rincian 395 unit rusak berat, 692 unit rusak sedang dan 1.991 unit rusak ringan.

Adapun gempa bumi yang berpusat di 7.21 LS dan 105.05 BT itu juga menyebabkan 51 unit gedung sekolah, 17 unit fasilitas kesehatan, 8 unit kantor pemerintahan, 3 unit tempat usaha dan 21 tempat ibadah mengalami kerusakan.

Pusdalops BNPB mencatat dampak kerusakan terbanyak terdapat di Kabupaten Pandeglang. Laporan pada Selasa (18/1) pukul 22.00 WIB, sebanyak 379 unit rumah rusak berat, 581 unit rumah rusak sedang dan 1.764 unit rumah rusak ringan.

Di samping itu 43 gedung sekolah rusak, termasuk 16 unit puskesmas, 4 kantor desa, 14 tempat ibadah dan tiga tempat usaha. Selain itu, sedikitnya 2 orang dilaporkan mengalami luka berat dan 8 lainnya luka ringan.

Kemudian di Kabupaten Serang terdata 10 unit rumah rusak sedang, satu unit rumah rusak berat, 44 jiwa atau 15 KK terdampak dan dua KK terpaksa harus mengungsi.

Kabupaten Tangerang dilaporkan ada tiga unit rumah rusak sedang.

Berikutnya di Kabupaten Lebak, tercatat 16 unit rumah rusak berat, 38 unit rumah rusak sedang dan 228 unit rumah rusak ringan. Selain itu, 8 unit sekolah termasuk 6 tempat ibadah dan 1 kantor desa juga mengalami kerusakan.

Kabupaten Sukabumi juga dilaporkan terdapat 3 unit rumah rusak sedang dan 6 unit rumah rusak ringan. Sebanyak 7 KK/41 jiwa terdampak gempa bumi.

Di Kabupaten Bogor tercatat ada 11 unit rumah rusak ringan, 7 unit rumah rusak sedang, dan 2 unit rumah rusak berat. Di samping itu ada 12 KK/48 jiwa terdampak dan 6 jiwa dari dua KK terpaksa harus mengungsi. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya