Siapa Kepala Otorita IKN, KSP: Presiden Punya Waktu 2 Bulan

Maket desain Ibu Kota Negara dengan nama 'Nagara Rimba Nusa'.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Wandy Tuturoong mengungkapkan bahwa memang ada keinginan dari Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) yang baru seseorang yang memiliki pengalaman sebagai Arsitek dan pengalaman membangun daerah. Menurut Wandy, Presiden bisa menunjuk siapa saja termasuk sosok yang belum banyak diketahui publik.

Tolak Pengesahan UU DKJ, PKS Bilang Gedung DPR Belum Dibangun di IKN

Meski begitu, Wandy mengaku tidak mengetahui terkait nama-nama yang akan dipilih Presiden. Sebab terkait nama, cukup banyak orang yang berkompeten selain itu juga perihal pemilihan merupakan hak prerogatif Presiden.

"Ya kalau nama-nama kan bisa banyak yah, maksudnya mungkin ada yang menyampaikan pak Presiden gitu nama-nama tertentu. Tapi kan itu proses yang wajar aja untuk beliau mempertimbangkan siapa yang paling tepat," kata Wandy, kepada wartawan, Jumat 21 Januari 2022.

SMI Dapat Kontrak Penugasan Pemerintah Rp 825 Miliar, Siapkan Proyek Pembangunan di IKN

Baca juga: Seret Nama Kapolrestabes Medan, Bripka Rikardo: Aku Minta Maaf

Konsep Desain Ibu Kota Negara dari Kementerian PUPR.

Photo :
  • VIVAnews/Dusep Malik

Langkah Besar! Pertamina dan Bakrie Group Siap Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN

Wandy mengatakan, Presiden Jokowi saat ini masih terus menimbang siapa yang cocok memimpin Ibu Kota Negara yang baru tersebut. Menurutnya, ada waktu dua bulan untuk menunjuk sosok tersebut.

"Kita kan masih punya waktu kira-kira kurang dari 2 bulan kira-kira ya seperti dimandatkan untuk segera memilih kepala otoritanya," kata Wandy.

Siapapun sosok yang nantinya akan dipilih, kata Wandy, Dia berharap sosok tersebut adalah orang yang memiliki pengalaman dan keahlian mumpuni dalam memimpin suatu wilayah. Sebab, ke depan tantangan di sebuah wilayah akan semakin kompleks, sehingga tidak bisa dipimpin sembarangan orang.

"Yang paling penting punya background yang kira-kira cocok dengan bagaimana mengelola IKN baru. IKN baru kan tahu ya ini sesuatu yang kompleks banyak hal yang harus diperhatikan, masyarakatnya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya