Pelaku Wisata Curigai Makelar Kamar Hotel Jelang MotoGP Mandalika

Sejumlah orang berjalan melintasi area luar sirkuit MotoGP di Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, setelah hujan deras mengguyur kawasan itu.
Sumber :
  • VIVA/Satria Zulfikar

VIVA – Sejumlah pelaku industri pariwisata mencurigai praktik nakal keberadaan makelar yang memainkan harga kamar hotel di Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjelang perhelatan balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika.

Terpopuler: Mobil Pejabat Terkaya Versi LHKPN, Pemotor Emak-emak Berulah di Luar Negeri

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTB Dewantoro Umbu Joka mengaku terkejut dengan harga kamar yang begitu fantastis pada 18 hingga 20 Maret 2022 yang bertepatan dengan MotoGP digelar.

Kamar yang semula seharga di bawah Rp1 juta kini naik berkali-kali lipat. Begitu pula dengan kamar yang dilengkapi kolam renang yang semula harga Rp2 hingga Rp3 juta kini naik lebih tinggi lagi.

Maverick Vinales Menangi Sprint Race MotoGP Amerika 2024, Marc Marquez Podium

Mahalnya tarif kamar hotel di Lombok dikhawatirkan dapat berdampak pada minimnya hunian di daerah itu karena para calon penonton memilih menginap di hotel-hotel di Bali, katanya, Jumat, 21 Januari 2022.

Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara (Sapana) Furqon Ermansyah mengatakan ada dugaan makelar kamar hotel yang bermain dengan memborong kamar-kamar. Para makelar kamar itu, katanya, akan menjual lagi kamar kepada penonton dengan harga yang lebih tinggi daripada harga normal.

Vinales Start Terdepan di MotoGP Amerika 2024, Acosta 'Si Bocah Ajaib' Kalahkan Marquez

"Biasanya ditambah juga dengan satu hari sebelum MotoGP, karena penonton yang datang pasti sebelum MotoGP," katanya.

Sirkuit Mandalika

Photo :

Furqon Ermansyah, atau lebih familiar dengan nama Rudy Lombok, mengatakan makelar kamar memborong banyak kamar di hotel-hotel yang strategis dengan Sirkuit Mandalika, bahkan hingga di Mataram dan Lombok Barat. "Siapa yang dapat informasi pertama (jadwal MotoGP) maka dia akan mengambil tindakan," katanya.

Rudy juga menengarai pihak hotel ikut menaikkan harga mengikuti harga yang ditawarokan oleh para hotel kompetitor. Apalagi tidak semua kamar akan serta merta disewakan sehingga peluang kamar yang masih kosong mengalami kenaikan harga.

Rudy meminta pemerintah bersikap tegas dengan mengingatkan industri hotel untuk tidak menaikkan tarif sewa kamar di atas kewajaran karena itu akan berdampak pada citra pariwisata NTB pada masa mendatang. Apalagi agenda di Sirkuit Mandalika tidak hanya MotoGP, namun banyak gelaran balapan pada bulan berbeda.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini, sebelumnya mengatakan hampir semua kamar di Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kota Mataram penuh menjelang gelaran MotoGP.

"Untuk di Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Kota Mataram, kalau hotel bintang dua sampai lima, semua sudah penuh. Tapi hotel melati dan homestay masih banyak yang kosong," ujarnya.

Namun di Lombok Timur dan Lombok Utara masih banyak kamar yang belum dipesan khusus saat MotoGP Mandalika. Dia menyebut, misalnya di tiga gili dan Lombok Timur yang masih banyak yang kosong.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya