KNKT Ungkap Sasis Truk Maut Balikpapan Tak Standar, Rem Tak Berfungsi

Kondisi truk maut yang menabrak sejumlah kendaraan di Balikpapan
Sumber :
  • Antara

VIVA – Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kondisi truk yang menabrak sejumlah pengendara di Turunan Rapak, Km 0 Jalan Soekano-Hatta, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat, 21 Januari 2021, sudah tidak standar. Insiden kecelakan di Balikpapan itu menewaskan 4 orang dan belasan luka-luka. 

2 Helikopter AL Malaysia Tabrakan saat Latihan, Menhan Minta Video Kecelakaan Tak Disebarluaskan

Berdasarkan hasil penyelidikan KNKT, rangka atau sasis dari truk tronton bernomor polisi KT 8534 AJ sudah ditambah panjang 20 cm.  

"Axel atau sumbu rodanya juga ditambah satu, sehingga menjadi 3 sumbu roda," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubda Kemenhub) Budi Setiyadi di Balikpapan, Minggu.

Soal Kasus Penabrakan, Teuku Rifnu Wikana dan Keluarga Pilih Jalur Damai

Diketahui, truk juga menggunakan sistem rem Air Over Hydraulic (AOH) atau sistem rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.

Belum dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini mempengaruhi sistem pengereman. Di sisi lain, pada kendaraan besar memang lazim terjadi brake lag, atau rem memerlukan waktu lebih lama dari seharusnya untuk bisa siap kembali dipakai setelah pengereman sebelumnya.

Video Pengendara Motor Tertabrak Pikap, Terpental hingga Masuk Selokan

Menurut keterangan sopir truk maut, Muhammad Ali (48) kepada polisi, sebelum mencapai turunan panjang hingga lampu lalu lintas tersebut, diyakini sopir sudah mengerem beberapa kali karena sejak Km 0,5 Jalan Soekarno-Hatta atau simpangan Straat II, jalan sudah menurun, lalu mendatar lagi di simpang Straat I hingga depan Rajawali Foto, dan baru menurun lagi.
 
Di turunan ketiga ini, yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas di bawahnya, tepat di titik depan Kantor Cabang Pembantu Bank Mandiri. Kompresor tidak lagi memiliki tekanan angin yang cukup untuk mendorong minyak rem menekan kanvas rem menghentikan roda.

"Habis anginnya, 'ngeblong', gitu," kata Budi.

Selanjutnya, karena bobotnya dan muatannya yang mencapai 20 ton, dan sudah kehilangan fungsi rem, dan kondisi jalan menurun, truk meluncur tak terkendali. Upaya sopir untuk menurunkan persnelling dari 3 ke 2 untuk mendapatkan efek rem mesin (engine break) juga, gagal, setelah sebelumnya berhasil dari 4 ke 3. Dengan persnelling netral, truk meluncur makin deras dan menabrak semua yang ada di depannya.

Diketahui, dalam sistem rem air over hydraulic untuk kendaraan-kendaraan besar, digunakan tekanan angin untuk mendorong minyak rem menekan tuas yang membuka kanvas di dalam tromol rem, yang kemudian menahan putaran roda. Sebelumnya angin dikumpulkan di dalam kompresor untuk mendapatkan tekanan yang sesuai.

Sebelumnya, Kapolda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Imam Sugianto menyampaikan jumlah korban akibat kecelakaan maut di simpang Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat pagi 21 Januari 2022.  Imam sekaligus meralat jumlah korban meninggal akibat peristiwa ini. 

"Yang meninggal 4 orang bukan 5 orang. Soal 5 yang meninggal, saya juga tidak tahu informasi dari mana. Yang jelas data terbaru 4 meninggal, luka berat 4 orang dan luka ringan 26 orang," ujar Imam saat dihubungi VIVA. 

Imam menambahkan, korban yang meninggal dunia kebanyakan pengemudi sepeda motor. Saat ini tim Direktorat Lalu Lintas Polda Kalimantan Timur sedang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan sopir truk tronton yang diketahui bernama Muhammad Ali.

"Sopir diamankan dan sedang dilakukan pendalaman," ucap Imam. 

Mantan Asops Kapolri ini menjelaskan, peristiwa ini terjadi karena rem di truk tronton tersebut blong sehingga tidak mampu menahan beban saat antre lampu merah. Imam juga mengatakan, kecelakaan ini di lokasi Itu memang bukan pertama kali terjadi. 

Dia akan berkoordinasi dengan Gubernur Kalimantan Timur untuk menanyakan rencana pembangunan fly over di lokasi kejadian. "Informasi yang saya terima memang sering kecelakaan. Kebanyakan dari kendaraan berat," ucap mantan ajudan SBY itu. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya