Sudah Uzur, 3 Kapal Korvet Hibah dari Korsel Sebaiknya Ditinjau Ulang

VIVA Militer: Kapal korvet TNI Angkatan Laut, KRI Sutanto (377)
Sumber :
  • Dinas Penerangan Korps Marinir (Kormar) TNI Angkatan Laut

VIVA – Pemerintah disarankan meninjau ulang hibah 3 kapal korvet bekas dari Korea Selatan. Salah satu alasannya, karena tiga kapal itu memiliki biaya perawatan yang mahal dan bisa menyamai harga korvet baru.

Netizen Kritik Adab Nagita Slavina Kasih Bekas Makanan dari Gigitannya ke Karyawan RANS

Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyoroti 3 korvet hibah itu yang sudah berusia uzur yaitu 40 tahun. Ia khawatir jika tetap diterima justru 3 korvet itu mengancam keselamatan para prajurit yang menggunakannya.

"Sebenarnya hibah kapal dari korea itu menurut saya bukan kabar yang sepenuhnya menggembirakan," kata Khairul, dikutip pada Sabtu, 29 Januari 2022.

SBY Yakin Duet Renan Buiatti-Reza Beik Jadi Pertahanan Tangguh Jakarta LavAni

Fahmi mengatakan, kehadiran 3 korvet itu juga malah berpotensi membebani TNI AL. Ia memahami saat ini pemerintah tengah memperkuat pertahanan sektor laut. 

Namun, dia mengingatkan 3 korvet yang usianya di atas 30 tahun perlu effort lebih besar untuk memelihara kemampuan dan merawatnya. Meskipun kapal itu didapatkan dari hibah atau pemberian.

Melesat Naik Pangkat Jenderal Bintang Dua TNI, Mayjen Bangun Nawoko Kini Jabat Pangdivif 3 Kostrad

Kapal Korvet Gowind 2500 buatan Prancis.

Photo :
  • Naval Technology

Apalagi, ia menekankan DPR juga sudah menyetujui penghapusan 2 Kapal Perang RI (KRI) yang berusia 40 tahun.

"Dan, segera menyusul sekitar 20 kapal lain. Begitu pula Menhan, berulangkali juga mengatakan tidak ingin membeli kapal bekas," tuturnya.

Fahmi mengingatkan agar tragedi KRI Nanggala-402 yang hilang karena tenggelam jadi pelajaran penting. Dia juga menyinggung Kementerian Pertahanan yang terkesan memaksakan menerima 3  korvet bekas itu.

Dia menganalisa karena dugaan untuk mengejar target 50 kapal yang siap tempur di tahun 2024. Tapi, ia bilang ada risiko dan beban bagi TNI AL untuk menerima dan mengoperasikan 3 korvet bekas itu.

Sementara, Anggota Komisi I DPR Rizki Aulia Rahman Natakusumah juga menyarankan agar hibah tiga kapal korvet itu ditinjau ulang. Meskipun alutsista itu diperoleh cuma-cuma namun tak memperkuat mutu TNI.

Menurut dia, sebaiknya anggaran untuk perawatannya digunakan untuk membeli alutsista yang baru.

"Pada dasarnya hibah ini menunjukkan adanya kerja sama pertahanan yang baik dengan Korea Selatan. Namun, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah cost yang telah dan akan dikeluarkan sepadan dengan benefit yang didapatkan?" kata Rizki.

"Kami berpandangan sebaiknya biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hibah Alutsista bekas bisa dialihkan untuk pembelian produk alutsista dari industri pertahanan dalam negeri," ujarnya.

Rizki menambahkan, alasan agar mengkaji ulang penerimaan hibah 3 korvet itu karena usia alutsista yang sudah tua. Ia menekankan dengan usia alutsista yang tua akan memakan biaya perbaikan dan perawatan.

"Menengok ke belakang, banyak kecelakaan alutsista diakibatkan karena perawatan tidak optimal. Jangan sampai nanti kapal hibah ini memakan korban jiwa prajurit-prajurit kita lagi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya