Positif Tembus 5 Ribu, Banten Masuki Gelombang Ketiga COVID-19

Para perawat merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Adjidarmo, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Provinsi Banten resmi masuk gelombang ketiga pandemi COVID-19. Puncaknya diprediksi terjadi akhir Februari hingga awal Maret 2022. 

Rektor UNU Gorontalo Diduga Lecehkan 12 Mahasiswi, Dosen dan Staf di Kampus

Saat gelombang kedua terjadi beberapa waktu lalu, puncak kasus aktif harian hanya dikisaran 4 ribuan. Sedangkan saat ini, kasus terkonfirmasi positif sudah menyentuh angka 5 ribuan.

Berdasarkan data per hari Jumat kemarin, 11 Februari 2022, ada penambahan kasus aktif harian sebanyak 5.218, dengan total keseluruhan berjumlah 193.765 pasien

Pasien Imunodefisiensi Primer Minta Pemerintah Masukkan Terapi IDP ke dalam Formularium Nasional

Kemudian yang dirawat bertambah 3.298 kasus atau menjadi 49.397 pasien. Pasien yang sembuh bertambah 1.917 atau berjumlah 141.636. Selanjutnya yang meninggal bertambah tiga orang, menjadi 2.732 orang. 

"Iya sudah mulai (gelombang ketiga), puncaknya itu di Februari akhir dan Maret," kata Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Astuti, kepada awak media, pada Jumat kemarin 11 Februari 2022.

Heboh Kasus Korupsi Rp3.000 T dari Rafael Alun yang Mengalir ke 25 Artis, Begini Faktanya

Sementara ini, ada 27 warga Banten terkonfirmasi positif varian Omicron. Ati memastikan tidak semua pasien COVID-19 diperiksa apakah dia terjangkit Omicron atau tidak.

Alasannya, rangkaian pemeriksaan cukup panjang. Seseorang harus dipastikan positif Corona melalui pemeriksaan PCR, kemudian diperiksa melalui S-gene Target Failur (STGF). Jika dinyatakan positif, baru dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sewuencing (WGS).

"Untuk WGS baru hanya ada dibeberapa tempat, di pemerintah pusat tentunya ada. Reagennya masih sangat terbatas, mahal sekali. Akhirnya pemeriksaan Omicron itu hanya untuk riset, kalau semua diperiksa Omicron, semua juga bisa Omicron," terangnya.

Ati menerangkan, apapun varian COVID-19, pencegahan dan penanganannya hampir sama. Namun saat ini, hanya pasien dengan kriteria komorbit, gejala sedang dan berat saja yang bisa masuk ke Rumah Sakit (RS). Sedangkan untuk gejala ringan dan tanpa komorbit, disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman). Hal ini dilakukan agar fasilitas kesehatan tidak kolaps dan bisa melayani pasien dengan kegawat daruratan saja.

Bed Occupancy Rate (BOR) RS di Banten baru dibuka sebanyak 2.850 unit dan bisa ditambah menjadi 6 ribu unit. Meski baru di buka sedikit, Ati mengaku keterisiannya masih di bawah 50 persen.

"Isolasinya aja masih 40 persen. (Rumah Sakit) daya tampungnya masih tersisa 57 persen. Waktu gelombang dua itu kita kekuatannya sampai 6 ribu tempat tidur. Sekarang baru 2.850 yang kita keluarkan, kapanpun kalau kasusnya meningkat kita akan tambah. Karena 2.850 aja BOR nya masih di bawah 50 persen," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya