Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas Kerangkeng Manusia Bupati Langkat

Kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin
Sumber :
  • Ist

VIVA – Kisah pilu dari korban tewas diduga dianiaya di kerangkeng manusia milik Bupati Langkat Nonaktif, Terbit Peranging-angin. Keinginan keluarga korban berharap bisa direhabilitasi dan sembuh dari kecanduan narkoba. 

Rektor UNU Gorontalo Resmi Dilaporkan Polisi atas Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Namun, harapan tersebut tak terwujud. Malah anggota keluarga pulang ke rumah dalam keadaan tidak bernyawa.

Pun, kasus korban tewas diduga dianiaya tersebut tengah diusut tim gabungan Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara. Dalam penyelidikan itu, terdapat tiga penghuni kerangkeng tewas.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

Untuk mendalami proses penyelidikan tersebut, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut dan Tim Forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, melakukan pembongkaran dua makam korban tewas tersebut, Sabtu 12 Februari 2022.

Dua makam yang dibongkar itu berada Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok VII, Desa Sawit Sebrang. Lalu, Tempat malam keluarga di Dusun VII Suka Jahe, Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat.

Geger! Warga Temukan Mayat Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Rasa pilu dirasakan keluarga almarhum SG yang sempat menghuni kerangkeng manusia itu. Salah satu anggota keluarga SG menceritakan korban sudah lama jadi pencandu narkoba dan sering keluar masuk panti rehabilitasi sepeti di tempat rehabilitasi di Simalingkar, Berastagi, Kutalimbaru, Medan. Bahkan almarhum SG pernah jalani rehabilitasi ke Batam, Kepulauan Riau.

Polisi bongkar kuburan diduga korban kerangkeng eks bupati langkat.

Photo :
  • Putra Nasution/VIVA.

Namun, karena keluarga korban sudah tak memiliki uang, SG akhirnya diserahkan ke pengelola kerangkeng manusia milik Bupati Langkat tersebut. Korban saat itu dijemputpetugas kerangkeng manusia di rumahnya di Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingei, Langkat, Senin 12 Juli 2021.

Selang tiga hari, tepatnya Kamis 15 Juli 2021. Keluarga menerima telpon bahwa SG dalam keadaan sakit berat. Beberapa jam kemudian, kembali ditelpon menyebutkan korban meninggal dunia saat dirujuk ke rumah sakit.

Pihak keluarga menduga itu hanya skenario untuk menutupi dugaan penganiayaan hingga tewas yang dialami SG. Kemudian, jasad korban dibawa ke rumahnya dalam keadaan sudah dimandikan dan kafankan.

Pihak kerangkeng manusia menyarankan agar keluarga SG segera memakamkan korban. Jasad SG dikebumikan di Pemakaman Keluarga Dusun VII Suka Jahe, Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Jumat 16 Juli 2021.

"Saya nggak lihat pasti kondisinya. Namun saat diantar, saya lihat wajahnya sudah bengkak. Dia dikebumikan setelah acara adat pada kuburan di belakang rumah," sebut seorang wanita mewakili dari pihak keluarga, Minggu 13 Februari 2022. 

Wanita itu, mengatakan kedua orang tua SG sudah lama meninggal dunia. Korban sempat berpindah-pindah tempat tinggal dan akhirnya dititipkan ke kerangkeng manusia tersebut.

"Keluarga sudah ada dimintai keterangan oleh polisi sebagai saksi. Bagaimana proses hukumnya kami serahkan kepada bapak polisi lah," tutur wanita yang enggan menyebut namanya itu.

Petugas tim gabungan juga membongkar kuburan korban berinsial A di TPU Pondok VII, Desa Sawit Sebrang, Kabupaten Langkat. Bibi korban, berinsial D menyebutkan keponakannya tersebut, menghembuskan nafas terakhir, 2 Februari 2019.

D mengaku lupa waktu A diserahkan keluarga ke kerangkeng manusia milik Terbit Perangin-angin Namun, pihak keluarga terkejut saat kedatangan jasad korban ke rumah.

"Istilahnya sudah dimandiin dan dibersihkan serta dikafani. Mereka (pengelola) juga menyarankan agar jenazah harus langsung dikebumikan," kata D.

Keluarga A curiga atas pernyataan pihak kerangkeng yang menyatakan korban meninggal dunia. Namun demikian, mereka tidak dapat berbuat banyak lantaran dalam situasi berduka. 

Bahkan dia mengakui, jenazah A terdapat memar dan luka di bagian tubuhnya. Sayang, dia enggan menjabarkan secara detil.

"Kami ini hanya, ya meminta perlindungan (untuk) keluarga lah. Karena masa-masa gini kan takut juga," sebut D.

Sementara, Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol. Hadi Wahyudi mengatakan hasil pembongkaran kedua kuburan SG dan A berjanji akan membeberkan kepada awak media.

"Saat ini penyidik menggali, untuk melengkapi penyidikan dan penyelidikan yang sudah dilakukan di tahap-tahap awal," jelas Hadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya