Cerita Ganjar Mobilnya Dipenuhi Hasil Bumi Pemberian Warga Desa Wadas

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disambut hangat warga Desa Wadas.
Sumber :
  • tvOne/ Teguh Joko Sutrisno (Semarang)

VIVA – Ada cerita menarik saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali mendatangi Desa Wadas pada Minggu, 13 Februari 2022. Ia datang tanpa pengawalan aparat untuk menemui dan mendengar keluh kesah warga Wadas yang kontra dengan rencana penambangan batu andesit di desa tersebut.

Wisatawan di Kota Semarang Capai 350 Ribu Orang Saat Libur Lebaran, Kota Lama Terbanyak Dikunjungi

Warga yang kontra pun menyambut dengan baik, dan mengungkapkan uneg-uneg mereka tanpa beban dan rasa takut.

Selain itu, Ganjar juga kembali meminta maaf, kali ini secara langsung pada warga Wadas terkait konflik yang terjadi saat pengukuran lahan pada Selasa, 8 Februari 2022.

TPP ASN Pemkot Semarang Akan Dipotong 15 Persen per Hari jika Bolos Usai Lebaran

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disambut hangat warga Desa Wadas.

Photo :
  • tvOne/ Teguh Joko Sutrisno (Semarang)

Warga pun senang dengan pendekatan seperti ini. Mereka mengungkapkannya dengan cara mereka bahwa orang desa yang sangat menghormati tamu. Alhasil, warga pun memberi Ganjar oleh-oleh hasil bumi Desa Wadas yang ditanam oleh warga selama bertahun-tahun. Seperti durian, petai, pisang, singkong, rambutan, nanas, buah menteng, pepaya, kelapa, vanilli, kemukus dan lainnya.

Megawati Kirim Surat Amicus Curiae kepada MK, Ganjar Sebut Terilhami Sosok Kartini

Ganjar pun dengan senang hati menerima pemberian itu. Hasil bumi dimasukkan semua ke dalam mobil pribadinya. Ia juga memuji pemberian durian yang menurut Yayak, seniman yang mendampingi warga Wadas, sebagai terenak di dunia.

"Wah, ini to durian yang kata mas Yayak paling enak sedunia. Maturnuwun, maturnuwun," ujar Ganjar memuji.

Wajah warga pun sumringah dengan hasil bumi mereka diterima oleh Gubernur, bahkan langsung dimasukkan mobil hingga penuh sesak sampai hampir memenuhi mobilnya.

"Ini kenang-kenangan dari warga Wadas untuk pak Ganjar. Ini hasil bumi yang kami panen harian pak. Itu murni hasil dari Desa Wadas, itu yang menjadi andalan kami. Selama ini warga mengandalkan hasil bumi itu untuk hidup ayem, tentrem, gemah ripah loh jinawi," kata Mukti, salah satu warga Desa Wadas.

Ganjar mengaku terharu dan berterima kasih karena warga yang kontra penambangan tetap menyambut kedatangannya dengan hangat.

"Mereka menerima dengan baik. Saya senang karena tadi saya tanya, saya boleh nginep di sini tidak? Mereka kompak jawab boleh pak. Jadi saya senang, komunikasinya berjalan baik," ujarnya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya