Staf Khusus Wapres: Peran Gereja-gereja di Tanah Papua Sangat Penting

Presiden Joko Widodo tinjau pembangunan Jembatan Holtekamp, di Papua
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat

VIVA – Staf Khusus Wakil Presiden Prof Maskuri Abdillah mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo memiliki komitmen kuat untuk memajukan Papua dan menyejahterakan rakyatnya sebagaimana dibuktikan dengan Undang-Undang Otonomi Khusus dan berbagai kebijakan presiden lainnya.

Bakrie Amanah Himpun Dana Rp 6,5 Miliar pada Ramadhan 2024, Naik 58 Persen

"Termasuk juga presiden telah mengeluarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat, dan Kepres Nomor 20 Tahun 2020, tentang koordinasi terpadu percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat,” kata Maskuri Abdillah dalam diskusi secara virtual Konferensi Pimpinan-pimpinan Gereja, Kamis, 17 Februari 2022.

Abdillah menilai, peran tokoh agama sangat penting untuk terus menjaga kerukunan, menebarkan kedamaian, dan berkontribusi positif dalam pembangunan di Papua. "Peran gereja-gereja di Tanah Papua sangat penting dalam memotivasi jemaatnya untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di Tanah Papua,” katanya.

KPU Ungkap Telah Pecat 13 Orang PPD Papua Tengah, Ini Alasannya

Pertemuan para pimpinan gereja di Papua, menurutnya, sangat penting untuk membahas segala persoalan di Papua. Juga mengantisipasi akar masalah, memberikan solusi konkret dan rumusan rekomendasi serta aksi gereja bagi arah dan pembangunan di Papua.

Suasana di Manokwari, Papua Barat, Rabu, 21 Agustus 2019.

Photo :
  • VIVA/ Foe Peace Simbolon.
Soal Pembubaran Kegiatan Ibadah Berujung Kekerasan di Tangsel, Ini Kata Kemenag

Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Papua (PGGP), Pendeta Hezkia Rollo, mengapresiasi langkah Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang telah menggandeng tokoh-tokoh gereja dalam upaya percepatan pembangunan di Papua.

"Tuhan ini baik, karena menjadikan seorang kiai menjadi Wakil Presiden, sehingga kami yang banyak kiai di Papua ini, bersatu dalam satu kesatuan gerak dan kami percaya bahwa pembangunan di Tanah Papua ini akan berjalan dengan damai dan sukacita, karena peletak dan pendiri PGGP telah keluar dengan tema sentral 'Jadikan Papua Tanah Damai," katanya. 

Semua yang disampaikan, katanya, dapat didengar, diterima dan dilakukan. Sebab apabila tidak dilakukan seperti apa yang diminta pimpinan gereja, masyarakat Papua tidak akan pernah tahu proses pembangunan seperti apa.

"Semua keinginan yang ada di tanah Papua segera dimuat dalam dibentuk rekomendasi dan disampaikan kepada Wapres maupun Presiden. Supaya proses pembangunan di tanah Papua melibatkan tokoh agama, termasuk di dalamnya rekomendasi yang akan kami lahirkan dalam konferensi dan seminar ini," katanya.

Berdasarkan arahan Staf Khusus Wakil Presiden, menurut dia, hasil rekomendasi dari konferensi itu akan dikirimkan ke Presiden dan Wakil Presiden di Jakarta untuk kemudian menjadi pertimbangan keikutsertaan gereja dalam pembangunan di Papua.

“Petunjuk dari Prof Abdillah, bahwa hasil dari seminar dan konferensi mampu melahirkan rekomendasi untuk melibatkan gereja dalam pembangunan di Tanah Papua, sehingga harapan kami, gereja tidak lagi menjadi penonton saja,” ujarnya.   

Momentum konferensi dan seminar itu merupakan komitmen baru dari semua pimpinan gereja di tanah Papua, kata Ketua PGGP Papua Barat Pdt Shirley F.A Parinussa S. Th. Meski dua provinsi, menurutnya, perjuangan yang dilakukan tidak dibagi-bagi.

"Jadi seluruh pimpinan gereja dari 58 didominasi gereja yang ada di Papua, kita mau satukan persepsi, satukan langkah, untuk terus mengawal pembangunan di tanah Papua secara keseluruhan, sehingga tidak ada lagi penderitaan dan tangisan serta penindasan menghilangkan hak-hak orang Papua secara ekonomi, sosial dan pendidikan, atau apapun itu, harus dihentikan," katanya.

Ia kembali menegaskan, gereja di Papua harus diberi kesempatan untuk mengawal serta pendamping pemerintah dalam pembangunan di Papua. "Karena gereja adalah merupakan peletak dasar untuk pembangunan Papua yang bermartabat, dan menghasilkan SDM yang luar biasa," katanya. 

Ketua Panitia HPI 167 Jhoni Banua Rouw mengapresiasi yang disampaikan Maskuri Abdillah tentang penjelasan serta pemikiran percepatan pembangunan Papua yang melibatkan gereja.

"Kita tahu bersama, Papua ini dibuka oleh Injil dan gereja, punya umat dan pelayan di berbagai daerah di Papua. Sehingga kalau gereja hadir dan bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun Papua, akan mempunyai satu mindset yang sama dalam membangun Papua lebih baik," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya