RI Jadi Contoh Persatuan, Syafruddin: Keberagaman Sangat Mahal

Ketua Yayasan Indonesia Mengaji Komjen Pol (Purn) Syafruddin (Kiri).
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Ketua Yayasan Indonesia Mengaji Komjen Pol (Purn) Syafruddin mendatangi Pondok Pesantren tradisional Tremas di Pacitan, Jawa Timur, Kamis kemarin. Kedatangan eks Wakapolri itu disambut pengasuh Pondok Pesantren Tremas Gus Luqman Hakim Dimyati dan Kiai Ahed Turmudzi.

Riset: Isu Keberagaman, Kesetaraan dan Inklusivitas Masih Jadi Tantangan Perusahaan di Indonesia

Gus Luqman mengapresiasi kunjungan Syafruddin. Dia menyebut Syafruddin jadi bagian penting dalam Forum komunikasi pesantren muadalah.

Menurut dia, Syafruddin memiliki darah biru dari keluarga ulama karena kakeknya tersambung kepada Syaikh Yusuf Al-Makasary.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

"Saya tidak heran kalau Gus Syafruddin sejak dulu hingga kini dekat dengan para ulama dan pesantren. Bahkan saat ini beliau dikelilingi oleh para gus dan ulama, memang trahnya beliau adalah leluhurnya para ulama" kata Gus Luqman, dalam keteranganya yang dikutip pada Jumat, 25 Februari 2022.

Sementara, Syafruddin mengatakan negara Indonesia saat ini dikagumi dan dijadikan contoh persatuan oleh negara lain di dunia. Alasannya karena Indonesia sebagai negara mayoritas penduduk muslim tapi memiliki toleransi yang tinggi.

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Dia mengatakan demikian karena pengalamanya yang berkunjung lebih dari 50 negara dan menemui sejumlah tokoh.

"Saya telah keliling lebih dari 50 negara. Semuanya mengagumi Indonesia yang berpenduduk Islam mayoritas dan berpaham moderat. Dan, toleransinya sangat tinggi," tutur Syafruddin.

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Komjen (Purn), Syafruddin.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Dia bilang, Indonesia diapresiasi karena mampu jaga persatuan negara dalam keberagaman yang sangat luar biasa.  "Keberagaman ini sangat mahal, harus dijaga bersama-sama", ujarnya.

Pun, ia mengatakan negara lain di dunia tak memiliki keragaman seperti di Indonesia. Maka itu, hal ini mesti diapresiasi.

"Tidak ada bangsa di dunia ini yang ragamnya seperti Indonesia, namun demikian bangsa dan rakyat Indonesia dapat menjaganya dengan baik,” ujarnya.

Kemudian, ia berpesan agar persatuan dan kesatuan bangsa di tengah masyarakat bisa dijaga dengan baik. Lalu, bisa saling menghormati dan menghargai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya