Kolonel Priyanto Mengaku Tidur Bareng Lala Sebelum Tabrak Handi-Salsa

Kolonel Infanteri Priyanto
Sumber :
  • ANTARA/Tri Meilani Ameliya

VIVA – Terdakwa kasus pembunuhan dua remaja di Nagreg, Jawa Barat, Kolonel Priyanto menjelaskan pertemuannya dengan seorang teman wanita bernama Nurmala Sari alias Lala. Priyanto mengaku sempat menginap bersama Lala sebelum insiden pembuangan Handi (17) dan Salsabila (14) di Sungai Serayu.

Fakta-fakta Dua Helikopter AL Malaysia Tabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Kolonel Priyanto mengakui hubungannya dengan Lala saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa dalam sidang lanjutan yang berlangsung di Pengadilan Militer Tinggi II, Jakarta Timur, Kamis siang, 7 April 2022. Menurutnya, Sosok Lala adalah teman sekamar Priyanto saat menginap di Jakarta ketika menghadiri rapat evaluasi bidang intel Angkatan Darat. 

"Saya berteman dengan Lala sejak penugasan di Cimahi," jawab Priyanto ketika diberikan pertanyaan dari Ketua Majelis Hakim Brigjen Faridah Faisal.

2 Helikopter AL Malaysia Tabrakan saat Latihan, Menhan Minta Video Kecelakaan Tak Disebarluaskan

Sebelum insiden kecelakaan terjadi, Priyanto bersama Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Ahmad Sholeh menjemput Lala di Cimahi. Penjemputan dilakukan seusai rombongan berangkat dari kediaman Priyanto di Sleman menuju Jakarta menggunakan mobil.

"Jemput siapa di Cimahi? Saudari Nurmala Sari?" tanya Ketua Majelis Hakim, Brigjen Faridah Faisal kepada Kolonel Priyanto. 

Soal Kasus Penabrakan, Teuku Rifnu Wikana dan Keluarga Pilih Jalur Damai

"Siap," jawab Priyanto. 

Dalam acara rapat evaluasi intel tersebut, Kolonel Priyanto dan koleganya yakni Kopda Dwi Atmoko dan Koptu Ahmad Soleh menginap di dua hotel yang berbeda, yakni Hotel Holiday Inn dan Hotel 88. Sedangkan, Kolonel Priyanto tidur sekamar dengan Lala yang diketahui berstatus janda.

"Siap, saya menginap di Holiday Inn kemudian kegiatannya waktu itu di Pusat Zeni Angkatan Darat, Kegiatannya di aula Pusziad, hari Senin kegiatannya tanggal 6 adalah di aula Pusziad," ucap Priyanto.

Pada hari kedua, mereka pindah ke Hotel 88. Formasi masih sama, Priyanto sekamar dengan Lala dan Dwi Atmoko sekamar dengan Achmad Sholeh. 

"Terdakwa sekamar dengan siapa?" tanya Brigjen Faridah.

"Siap, dengan saudara Lala," jawan Priyanto.

Setelah acara rapat evaluasi intel selesai di Jakarta, Priyanto melanjutkan perjalanan menuju Cimahi dan mengantarkan Lala pulang. Kemudian, Priyanto beserta kedua anggotanya sempat singgah kembali di hotel.

Sosok Lala pertama kali diungkapkan pada sidang di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Jakarta Timur, Selasa lalu, 15 Maret 2022. Sosok perempuan bernama Lala ini yang disebut-sebut sebagai teman wanita Kolonel Priyanto. Sosok Lala ini diungkap oleh Kopda Andreas Dwi Atmoko, sopir terdakwa Priyanto yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus tersebut. 

Sebelumnya, dalam pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, Priyanto dihadirkan secara langsung di ruang sidang utama. Ia dijerat dakwaan gabungan, yakni Pasal Primer 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana jo Pasal 55 ayat 1 KUHP tentang Penyertaan Pidana, Subsider Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. 

Kemudian subsider pertama Pasal 328 KUHP tentang Penculikan juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP, subsider kedua Pasal 333 KUHP Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP. Lalu subsider ketiga Pasal 181 KUHP tentang Mengubur, Menyembunyikan, Membawa Lari, atau Menghilangkan Mayat dengan Maksud Menyembunyikan Kematian jo Pasal 55 ayat 1 KUHP. 

Berdasarkan Pasal 340 KUHP yang dijadikan dakwaan primer, maka hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama rentan waktu tertentu, atau paling lama 20 tahun penjara menanti Priyanto.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya