BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Manggarai Barat NTT

Ilustrasi - Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sumber :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini waspada cuaca ekstrem pada masa peralihan musim di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hadapi Panas Ekstrem, Jemaah Haji Diimbau Banyak Konsumsi Air Minum

"Warga di sembilan kecamatan harus waspada cuaca ekstrem hingga 18 April 2022," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Sti Nenotek ketika dihubungi dari Mbay, Rabu, 13 April 2022.

Sembilan kecamatan itu yakni Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, Lembor Selatan, Pacar, Macang Pacar, Kuwus, Kuwus Barat, dan Ndoso.

Gunung Ile Lewotolok Erupsi Setinggi 900 Meter, Menurut Pos Pengamatan

Cuaca ekstrem pada masa peralihan musim yang dimaksud ialah hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat, puting beliung, dan hujan es. Selain itu, ada potensi dampak lain seperti sambaran petir, pohon tumbang, dan baliho roboh.

Analisa dinamika atmosfer laut BMKG untuk mendeteksi dini potensi cuaca ekstrem.

Photo :
  • ANTARA/HO-BMKG
Anggota DPR Soroti Tragedi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

Sti menjelaskan situasi tersebut didasarkan pada kondisi umum wilayah NTT yang sudah masuk pada masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Kelembapan udara di wilayah NTT dari lapisan atas hingga lapisan bawah cukup basah.

Lalu suhu muka laut di wilayah NTT umumnya berkisar antara 29 derajat celcius hingga 31 derajat celcius dengan anomali suhu muka laut di wilayah NTT berkisar antara -0,5 derajat celcius hingga +1,5 derajat celcius.

Untuk kondisi cuaca sendiri, lanjut Sti, umumnya cerah-berawan, potensi hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang hingga sore hari.

Sti pun mengingatkan warga untuk berhati-hati ketika hendak beraktivitas di luar rumah.

Dia berharap informasi terkait situasi kebencanaan itu hanya diakses ke laman resmi BMKG guna menghindari hoaks. (Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya