Mudik Lebaran Segera Usai, Pemerintah Antisipasi Lonjakan COVID-19

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Mudik lebaran 2022 akan segera usai. Dalam beberapa hari ke depan diperkirakan sekitar 85 juta pemudik telah kembali ke kota masing-masing.

Kena Tilang Elektronik saat Perjalanan Mudik Lebaran, Ini Cara Mengurusnya

Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi Purn Budi Gunawan mengatakan, setelah selesainya animo mudik 2022 pemerintah telah memiliki agenda besar lain untuk mengantisipasi lonjakan COVID-19. Sebagai risiko pelonggaran libur dan waspada terhadap fenomena hepatitis akut bagi anak-anak dan remaja.

“Pemerintah siap dengan semua skenario. Meskipun, kita cukup percaya bahwa kebijakan pelonggaran mudik tahun ini sudah tepat, risikonya cukup terukur dan termitigasi dengan baik,” ujar Budi dalam keterangan, Minggu, 8 Mei 2022.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dalam mengantisipasi lonjakan kasus penularan COVID-19, pemerintah telah mematangkan berbagai prosedur penanganan. Di mana telah dipersiapkan fasilitas-fasilitas kesehatan, SDM, obat, serta peralatan juga disiagakan.

Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan

Photo :
  • Istimewa
Kepala BIN Lepas Jakarta BIN dan STIN BIN Untuk Proliga 2024, Megawati Ungkap Harapan

“Mudik tahun ini memang berlangsung super meriah. Prediksi Kemenhub bahwa jumlah pemudik akan mencapai 85,5 juta orang sepertinya terjadi. Sejumlah data menunjukkan, arus mudik tahun ini memecahkan rekor lalu lintas tertinggi sepanjang sejarah,” ujarnya.

Budi mengatakan, pemerintah percaya bahwa pelonggaran mudik tahun ini setelah dibatasi selama dua tahun merupakan langkah yang tepat. Sebab, berbagai indikator penanganan pandemi sudah mendukung.

Sebulan lebih jelang mudik, tren perbaikan status pandemi berlangsung konsisten. Setelah mencapai puncak gelombang ketiga pada 16 Februari 2022 (64.718 kasus harian), kasus harian terus mengalami penurunan, diiringi dengan tren kenaikan jumlah pasien sembuh harian yang selalu lebih tinggi.

Positivity rate terus turun dan stabil di bawah 5 persen, sesuai standar aman WHO. Tingkat keterisian (BOR) rumah sakit yang sempat di atas 60 persen, juga semakin melandai tinggal satu digit. Hal yang paling melegakan, sero survei pada Maret 2022 menunjukkan, 99,2 persen penduduk telah memiliki antibodi yang baik, sekitar 7.000-8.000.

“Hal ini menunjukkan, kombinasi antara percepatan vaksinasi dan pengendalian sosial tanpa lockdown total yang diinstruksikan Presiden terbukti berhasil. Pada skenario terbaik, yaitu tidak muncul varian baru yang lebih ganas dibanding Delta, maka kita percaya sudah berada di jalur yang tepat menuju akhir pandemi, lalu bertransisi menuju endemic,” ujarnya.

Selain itu, vaksinasi hingga dosis booster harus terus dilanjutkan, serta prosedur kesehatan harus dibudayakan. Karena dua hal tersebut akan menjadi bagian dari hidup untuk hidup berdampingan dengan virus Corona.

“Menghadapi pandemi selama hampir tiga tahun cukup memberikan pelajaran bagi kita untuk membangun kemandirian ini, termasuk antisipasi dampak ikutan seperti long covid dan fenomena hepatitis akut pada anak dan remaja yang pasukan medical intelligence kami monitor perkembangannya setiap hari baik global maupun lokal,” ujar Budi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya