3 Nama Diajukan ke Jokowi jadi Pengganti Gubernur DKI Anies Baswedan

Mendagri Muhammad Tito Karnavian.
Sumber :

VIVA – Pada tahun 2022 ini, sejumlah kepala daerah akan habis masa jabatannya dan mereka akan digantikan oleh penjabat sementara (Pj), sampai dipilihnya kepala daerah definitif pada Pilkada Serentak 2024. 

Pensiunan Jenderal Bintang 4 Berinisial B Terseret Kasus Korupsi Rp271 T, Siapa Dia?

Terbaru, Mendagri Tito Karnavian telah melantik 5 orang Apatatur Sipil Negara yang menjabat pimpinan tinggi madya atau eselon 1 untuk menjadi Pj Gubernur Banten, Sulawesi Barat, Gorontalo, Kepulauan Bangka Belitung dan Papua Barat.

Mendagri Tito Karnavian melantik 5 Pj Gubernur

Photo :
  • Youtube Kemendagri
Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Kata Tito, dalam waktu dekat, kepala daerah yang akan habis masa jabatannya yakni Gubernur Aceh (Juli 2022). Selain itu ada juga Gubernur DKI Jakarta yang akan habis masa jabatannya pada Oktober 2022.

Mantan Kapolri ini menjelaskan, ada tiga nama kandidat Pj Gubernur yang akan diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk dipilih. Tiga nama ini akan diserahkan paling lambat satu bulan sebelum masa jabat gubernur definitif habis.

Pj Gubernur NTB Diminta Jaga Netralitas ASN Jelang Pilkada 2024

"Sama juga nanti Oktober (DKI Jakarta) juga sebulan sebelumnya lah, September nanti kita sudah ada (tiga) nama dan kita ajukan ke Bapak Presiden," kata Tito, yang dikutip Jumat 13 Mei 2022.

Dia mengungkapkan, kriteria yang akan ditunjuk untuk menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta harus merupakan eselon 1. Tentunya sosok yang dipilih juga harus terbebas dari kasus hukum.

"Kriterianya harus seorang pejabat pimpinan tinggi madya, jadi dia eselon satu," kata Tito

Saat ini, Tito mengatakan Kementerian Dalam Negeri masih dalam proses menerima masukan dari berbagai pihak untuk mendapatkan nama-nama yang akan dijadikan Pj Gubernur baik di Aceh maupun di DKI. Setelah mendapatkan nama yang dianggap layak kemudian dilakukan profiling untuk melihat rekam jejak sosok yang bersangkutan.

"Saat ini kami masih dalam tahap menerima masukan. Apakah yang bersangkutan ada masalah atau tidak, kami profiling, apakah potensi ada kasus atau tidak. Jangan sampai dipilih terus ada masalah," ujar Tito.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya