Tercatat 598 Hewan Ternak di Sumut Diduga Terjangkit PMK

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Sumber :
  • VIVA/B.S.Putra

VIVA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara mengirimkan sampel darah 500 hewan ternak diduga terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) ke Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya untuk dilakukan pengujian.

Kantongi Surat Tugas Maju Pilgub, Bobby Nasution: Tak Perlu Daftar Lagi ke Golkar Sumut

Di Sumut tercatat sebanyak 598 hewan ternak sapi suspek PMK itu, tersebar di Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 261 ekor dan 337 ekor di Kabupaten Langkat.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengatakan telah membuat langkah-langkah strategis untuk mencegah wabah ini agar tidak menyebar ke hewan ternak lainnya.

Imbas Kematian Siswa Diduga Dianiaya, Kepala Sekolah SMKN 1 Nias Selatan Dibebastugaskan

"Sudah dikirim darah 500 ekor ke Surabaya pada 8 Mei lalu, tepatnya ke Pusvetma di Surabaya. Jadi kita menunggu hasilnya," ucap Gubernur Edy, kepada wartawan di rumah dinas Gubernur, di Kota Medan, Jumat 13 Mei 2022.

Didampingi Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, Pangkostrad itu, menjelaskan kondisi hewan-hewan ternak ini berdasarkan klinisnya masih diduga PMK. Begitupun, Gubernur Edy menjelaskan sampel ini masih akan terus dipelajari dan akan dipastikan dari hasil laboratorium.

PKS Siapkan Kader Terbaik di Pilkada Sumatera Utara, Siapa Orangnya?

"Memang kita dengar belum ada hewan yang mati karena ini. Dan, hewan ternak ini sudah kita isolasi. Khusus di Sumut hewan ternak ini ada di wilayah Besitang dan tiga kecamatan yang ada di Deliserdang. Jadi kita tunggu hasil dari Surabaya," kata Gubernur Edy.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, mengatakan pihaknya akan secepatnya menyampaikan hasil laboratorium ke pemerintah daerah bila hasilnya sudah sampai.

"Secepatnya hasil laboratorium akan kami sampaikan ke pemerintah daerah. Apalagi Aceh sudah ditetapkan wabah oleh bapak Menteri Pertanian per tanggal 9 Mei 2022 dan juga di Jawa Timur," sebut Nuryani.

Hingga saat ini, disebutkan Nuryani pihaknya belum mengetahui estimasi hasil sampel-sampel tersebut tiba. Karena begitu banyak posisi sampel yang masuk ke Pusvetma Surabaya.

"Jadi pengujian ini bisa 2 hari paling cepat. Tapi karena banyak sampel yang masuk dari daerah, maka ini akan agak lama. Sedangkan untuk di Medan memang memiliki Balai Veteriner sendiri, namun saat ini sedang mengoptimasi metode pengujiannya. Sehingga dalam waktu dekat dengan balai di Medan akan melakukan uji sampel juga," jelasnya.

Terkait untuk vaksin pada hewan ternak pihaknya juga melakukan koordinasi ketersediaan vaksin yang nantinya akan diumumkan secara resmi oleh Kementerian Pertanian. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya