Demam Berdarah di Bali Meningkat, Ada Siswa SD Meninggal Dunia

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom
Sumber :
  • VIVA/ Ni Putu Putri Muliantari

VIVA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bali pada tahun 2022, meningkat. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom membenarkan bahwa angka kasus tersebut mengalami peningkatan.

Sedang Ramai, Ini 5 Cara Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD yang Mengancam Jiwa

Tak hanya peningkatan pada jumlah penderita, korban meninggal dunia juga ditemukan dalam kasus ini. Yaitu salah satu siswa kelas 5 SD di Kabupaten Karangasem, yang meninggal dunia pada Rabu, 11 Mei 2022 lalu.

"Di Bali memang lagi meningkat DBD, benar kemarin sampai ada kasus meninggal di Karangasem, anak umur 11 tahun," ujar dr. Anom usai menghadiri Sidang Paripurna, Selasa, 17 Mei 2022.

Pemprov Bali Bantah Komersialisasi Ritual Melukat Bagi Delegasi WWF

Anom menyebutkan bahwa siswa tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Balimed Karangasem, sekitar pukul 5.30 WITA. Pasien dikatakan masuk rumah sakit dalam kondisi yang cukup kritis, sehingga pertolongan medis tidak dapat banyak membantu.

Tak dapat dipungkiri bahwa angka penderita DBD di Bali pada tahun 2022 meningkat. Tercatat pada bulan Januari, sebanyak 565 penderita dan 5 orang meninggal dunia akibat demam berdarah di Bali. Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar menjadi penyumbang tertinggi kala itu. Namun kasus meninggal dunia justru didominasi oleh Kabupaten Gianyar dengan 4 korban.

Keren! Bali Jadi Destinasi Pilihan Sadhguru untuk Healing dan Terapi Penyembuhan

Di bulan kedua tahun 2022, penderita DBD mulai menurun dengan total 321 orang tanpa korban jiwa.
Pada bulan Maret, peningkatan kembali terjadi dengan catatan 381 penderita ditambah 2 korban meninggal dunia dari Kota Denpasar.

Di bulan April, kasus DBD melonjak tajam menjadi 506 kasus, dan 2 orang meninggal dunia masing-masing dari Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar.
Dengan begitu, hingga penghujung April setidaknya 1.773 kasus penderita DBD dan 9 orang meninggal dunia.

Angka kasus tertinggi berasal dari Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. Sedangkan kematian tertinggi masing-masing 4 korban dari Denpasar dan Gianyar.
Secara pasti angka penderita DBD di bulan Mei belum tercatatkan, namun dengan terkonfirmasinya anak usia 11 tahun yang meninggal dunia akibat DBD, maka hingga saat ini genap 10 korban jiwa berjatuhan akibat nyamuk aedes aegypti tersebut.

Anom mengatakan hingga hari ini, tidak ada tambahan korban jiwa, namun ia tetap menegaskan agar masyarakat senantiasa hidup sehat.

"Kita menganjurkan masyarakat untuk 3M Plus, disamping mengubur, menguras, menimbun, harapan kita masyarakat juga memakai obat nyamuk atau kelambu kalau tidur. Dan jaga pola hidup bersih yang terpenting untuk menjaga imun," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya