- dok Polri
VIVA – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan akan dalami dua orang DPO terkait kasus terrorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Poso, Sulawesi Tengah.
"Jadi yang 2 DPO itu tidak ada di 24 tersangka ini, kalau ada pasti kita sampaikan bahwa DPO MIT kita cari, ini tidak. Jadi 24 ini diluar dari 2 orang itu, masih kita dalami," kata Ramadhan dalam keterangannya di Mabes Polri, Rabu 18 Mei 2022.
Ramadhan menegaskan pihaknya akan terus menelusuri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Polisi tidak bisa lakukan tindakan asal untuk menangkap terduga teroris tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan
- dok Polri
"Kita harus ada fakta, enggak bisa harus mengatakan banyak, kan gitu. Tetapi kita melakukan penangkapan itu tentu harus ada alat bukti ya kan, yang mengatakan dia sebagai tersangka. Ini kan kita menetapkan dia sebagai tersangka. Jadi beda kasus teroris ini, kita harus lakukan penelusuran lebih jauh ya," ucapnya.
Tidak berhenti sampai di sini, Tim Densus 88 antiteror Polri akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait anggota MIT Poso tersebut.
"Tentu densus 88 tidak berhenti sampai di sini, terus dan selalu melakukan penelusuran pengembangan, ini yang dinamakan kita melakukan pencegahan kemudian kita juga menegakkan hukum," tutup eks Kabagpenum Polri tersebut.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri kembali melakukan penangkapan terhadap 24 orang teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 14 Mei 2022. Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita sejumlah senjata api.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan Densus 88 Polri telah menangkap 24 tersangka teroris kelompok MIT Poso yang juga merupakan pendukung ISIS. Menurut dia, mereka ditangkap di tempat berbeda.
“22 tersangka ditangkap di Sulteng, 1 orang tersangka di Bekasi dan 1 tersangka di Kaltim,” kata Ramadhan di Mabes Polri pada Selasa, 17 Mei 2022.
