Sosok Fahmi Idris: Menteri, Politikus Golkar dan Mantan Aktivis 66

Fahmi Idris dan Rizal Ramli.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA – Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris meninggal dunia pada Minggu pagi, 22 Mei 2022. 

Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia, Intip Perjalanan Bisnis Mustika Ratu

"innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah Ayah saya, Bp. Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo @fahmiidris1. Wafat jam 10.00 wib di ICU RS Medistra," dicuitkan Anggota DPD Fahira Idris yang merupakan putri kandung Fahmi tersebut lewat akun Twitter @fahiraidris.

Jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka, Mampang Prapatan IV  Nomor 20,Jakarta Selatan. Kemudian akan dimakamkan Tanah Kusir jam 13.00 WIB.

Rey Mbayang Nyaris Meninggal saat Diving di Papua, Tabung Oksigen Bocor dan Kejang-kejang

"Mohon dimaafkan Ayah Fahmi Idris jika selama hidup memiliki salah dan khilaf," kata Fahira.

Fahmi Idris selain pernah menjabat Menakertrans juga pernah menjadi Menteri Perindustrian. Politikus Golkar itu juga sebelumnya merupakan aktivis 66.

Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Fahmi Idris meninggalkan istri dan 2 orang anak beserta masing-masing menantu dan cucu. 


Fahmi pernah menjadi Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Bersatu (dilantik pada tanggal 7 Desember 2005) setelah sebelumnya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet yang sama sebelum digantikan oleh Erman Suparno dalam perombakan (Reshuffle) yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Desember 2005.

Dia lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Pada tahun 1984, Fahmi bergabung dengan Golkar. Dari tahun 1998 hingga 2004, Fahmi menjadi Ketua DPP Golkar Jakarta. Fahmi kemudian dilantik sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di tahun yang sama. Dalam Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan B.J. Habibie (1998-1999), Fahmi menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja.

Fahmi adalah Ketua Senat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1965-1966) ini tidak merampungkan kuliah ekonominya di Universitas Indonesia untuk merintis usaha. Bakat wiraswastanya menurun dari sang ayah, Haji Idris gelar Marah Bagindo yang seorang pedagang. Dia lalu dicatat melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi Extension Universitas Indonesia dan pendidikan Financial Management for Non-Financial Manager (1973) sebagaimana dikutip dari dokumen profil di https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/.

Dia bersama rekan-rekan eksponen 66 mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Kemudian aktif dalam 10 perusahaan di antaranya, PT Kodel (Kelompok Delapan) yang bergerak di bidang perdagangan, industri, dan investasi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya