Hilangkan Stigma Negatif, Ratusan Janda di Banjarnegara Buat Komunitas

Ratusan janda di Banjarnegera, Jawa Tengah, buat komunitas.
Sumber :
  • Ronaldo Bramantyo/ tvOne.

VIVA - Tidak mudah memang untuk menyandang status sebagai seorang single parent atau janda. Setelah ditinggal mati atau cerai dengan suami saja sudah bagaikan menelan pil pahit, terlebih masih kerap dicap sebagai wanita penggoda dan dipandang sebelah mata.

Tingkatkan Layanan, J&T Cargo Gandeng Mitra Bisnis dari 3 Sektor Ini

Ratusan janda di Banjarnegera, Jawa Tengah, buat komunitas.

Photo :
  • Ronaldo Bramantyo/ tvOne.

Janda Kreatif

J&T Cargo Gandeng Partner Bisnis 3 Sektor Industri, Kunci Langkah Strategis Tingkatkan Pelayanan

Namun hal tersebut tak mengoyahkan semangat dan kreatifitas para mereka. Di Banjarnegara, Jawa Tengah, para janda pun membuat sebuah komunitas namanya Jaket atau Janda Kreatif.

“Kita punya inisiatif membentuk grup Jaket agar bisa saling bersatu merangkul, bekerja sama satu sama lain,” kata Ketua Komunitas Janda Kreatif,  Riningsih, usai deklarasi di Pendopo Dipayuda, Banjarnegara, dikutip pada Senin, 23 Mei 2022.

Reaksi Mengejutkan Teuku Ryan Usai Ria Ricis Blak-blakan Sebut Dirinya Janda

Baca juga: Penggorok Janda di Bandung Barat Tewas Gantung Diri

Ada 100 Orang dari Berbagai Usia

Perempuan yang akrab disapa Rini Geboy ini juga menegaskan anggota komunitas Jaket saat ini ada sekitar 100 orang dari berbagi usia dan latar belakang dan komunitas ini bukan sebagai ajang untuk gaya-gayaan. Namun menciptakan janda yang lebih kreatif dan inovatif.

“Anggota jaket ini ada sekitar 100 orang. Untuk masuk ke komunitas JAKET ini janda harus kreatif dalam berpeluang usaha,” katanya.

Dari Tulang Rusuk Jadi Tulang Punggung

Tak hanya itu, menurut perempuan yang telah menjanda selama 19 tahun ini, ke depan komunitas Jaket juga akan melakukan berbagai program pelatihan untuk menambah penghasilan. Dengan begitu, ia berharap dalam komunitas tumbuh rasa saling bantu. Sehingga, janda di Banjarnegara dapat berdikari meski sendiri.

“Dengan menjadi janda status telah berubah, dari tulang rusuk kini menjadi tulang punggung. Jadi kita harus mandiri. Dengan adanya pelatihan nanti bisa nambah penghasilan. Misal anggota ada yang punya usaha, di situ misal ada yang belum bekerja bisa kerjasama. Atau yang punya jasa misal catering bisa diarahkan untuk order di anggota dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, salah satu anggota Jaket, Maria, mengaku senang dengan adanya komunitas ini sehingga bisa menghilangkan stigma negatif untuk para janda.

“Sudah empat tahun saya menjadi janda usai suami meninggal, rasanya jadi janda macam-macam banyak pahitnya. Makanya saya senang dengan adanya komunitas ini, bisa untuk saling bercerita,” katanya.

Laporan: Ronaldo Bramantyo/ tvOne

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya