Mahasiswa UB Diduga Terlibat ISIS Punya Wawasan Luas Soal Timur Tengah

Ilustrasi personel Densus 88.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didik Suhartono

VIVA – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berinisial IA (22 tahun) dikenal sebagai pribadi terbuka dan memiliki wawasan luas soal Timur Tengah. IA ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri di sebuah rumah kos di kawasan Dinoyo Permai, Kota Malang karena diduga bagian dari jaringan ISIS

Thea (nama samaran), teman satu angkatan dengan IA di Fakultas FISIP UB, mengatakan pertemuan terakhir dengan IA terjadi pada kurun waktu 2020 silam saat kuliah belum memakai sistem daring. Tetapi komunikasi terakhir dilakukan pada Minggu, 22 Mei 2022 sehari sebelum IA dicokok oleh Densus 88 di indekosnya. 

"Pertemuan terakhir 2 tahun lalu sebelum COVID-19. Komunikasi terakhir 22 Mei kemarin saat kerja kelompok buat kelas geopolitik. Tidak ada indikasi atau terpikirkan. Cuma kita ada candaan jangan-jangan dia ISIS. Ternyata beneran, kaget karena baru kemarin kerja kelompok," katanya, Jumat, 27 Mei 2022. 

Ilustrasi Densus 88 Antiteror.

Photo :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

Alasan Thea dan teman-temannya bercanda soal kemungkinan IA terapar ISIS karena pandangan soal Timur Tengah cukup kuat. Kemudian, IA dikenal memiliki pandangan konservatif dan cenderung ekstrimis. Tidak jarang Thea dan IA pun melakukan diskusi karena Thea memiliki pandangan moderat dan liberal. 

"Beberapa kali pernah dm (direct message) di Instagram karena saling melempar pendapat atas opini masing-masing. Karena saya lebih ke moderat dan liberal. Dia (IA) seperti kontra sama gagasan feminisme dan gender equality gitu dan dia lebih ke konservatif ekstrimis jatuhnya," ujar Thea. 

Thea menuturkan, secara pribadi IA memang pribadi yang kritis dan cerdas. Seringkali ruang kuliah menjadi arena IA mempertahankan gagasannya melalui argumen-argumen yang IA lontarkan. Atas penangkapan ini Thea pun menyayangkan. Sebab, saat ini sedang memasuki masa ujian akhir semester. 

"Dia aktif banget di kelas, kritis, kuat sama apa yang dipegang kalau dilihat dari cara dia berargumen di kelas. Menyayangkan sih, karena dia pintar, kritis, tapi kok malah belok ke sana. Kasihan keluarganya juga apalagi jauh di Lampung. Sekarang juga lagi masa-masa UAS," tutur Thea. 

Komisi X DPR: Kasus Magang di Jerman Tidak Tepat Digeneralisasi TPPO

Thea menuturkan, selama berteman dengan IA dalam kegiatan kerja kelompok, diiketahui karakter pemikiran IA tentang Timur Tengah cukup kuat. Saat itu keja kelompok mereka membahas isu geopolitik Azerbaijan. 

"Dia anaknya aktif dan kooperatif, enak kerja kelompok sama dia karena anaknya ya bisa dibilang rajin. Wawasan politiknya luas apalagi mengenai kawasan Timur Tengah. Kebetulan kemarin studi kasus Azerbaijan. Jadi tidak jauh-jauh lah sama Timur Tengah," kata Thea. 

DPR Menduga Ada Peran Birokrasi dalam TPPO Magang ke Jerman

Thea menyebut, selama berteman IA tidak pernah melakukan perekrutan atau mengajak bergabung dengan ISIS. Mereka memandang pengetahuan IA terkait terorisme dan Timur Tengah sebagai sebuah hal normal karena studi mereka memang hubungan internasional sehingga dianggap selaras dengan jalur akademik yang diambil. 

"Tidak ada (ajakan ikut radikalisme), kita anak-anak seangkatan sebenarnya tahu memang dia senang banget sama studi terorisme dan Timur Tengah. Tapi ya kita anggep itu biasa, karena sebagai mahasiswa HI dimana pendapat dan opini politik dia bisa dinormalisasi sebagai perspektif akademik," ujar Thea. 

Viral! BEM UI Ditantang KKN di Papua Usai Kritik TNI Melanggar HAM

Saat ini, IA ditahan oleh polisi. IA diduga melanggar Pasal 15 Jo Pasal 7 dan Pasal 13A Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang.

IA diketahui melakukan pengumpulan dana untuk membantu organisasi teroris ISIS bergerak Indonesia. Selain itu, IA juga mengelola media sosial untuk menyebarkan materi-materi ISIS terkait tindak pidana terorisme.

IA sedang dalam proses pemeriksaan. Sementara aparat Kepolisian dari Densus 88 sedang melakukan penelusuran untuk mencari keterlibatan pihak lain dalam perkara yang melibatkan IA.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya