Intip Kecanggihan Dua Fasilitas Baru Milik BIN

Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan (depan kiri)
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Badan Intelijen Negara (BIN) terus bertransformasi menjadi lini terdepan keamanan negara. Melalui peresmian fasilitas teknologi Medical Intelligence dan pengembangan Smart Campus Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), BIN menegaskan kepiawaiannya dengan mengusung teknologi 4.0.

Menlu Iran soal Senjata Pemusnah Massal: Penggunaan Nuklir Hanya untuk Tujuan Damai

BIN baru saja meresmikan dua fasilitas dengan teknologi canggih yaitu Medical Intelligence ‘Wangsa Avatar’ BIN dan Smart Campus ‘’Dr. (HC) Ir. Soekarno” di lingkungan STIN, Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 30 Mei. Sekaligus melantik taruna mula angkatan 18 Asta Dasa Mahasura.

Peresmian dan pelantikan dihadiri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri selaku inspektur upacara, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, Ketua Komisi 1 Meutia Hafidz, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Machfud MD, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoli, Menteri Bapenas Suharso Monoarfa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Kemudian, Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa beserta seluruh kepala Staf, Jenderal Purn Hendro Priyono, Marsekal TNI Purn Chappy Hakim, serta tamu undangan lain.

Kepala BIN Lepas Jakarta BIN dan STIN BIN Untuk Proliga 2024, Megawati Ungkap Harapan

Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan mengatakan, pengembangan smart campus STIN bisa dilihat dari lahan total mencapai 15 hektar. Fasilitas dengan tingkat teknologi canggih juga diterapkan di smart kampus STIN ini.

“Sebagai sekolah tinggi intelijen yang memiliki beberapa fase menuju one of leading intelligence universities in Asia tahun 2035. Maka, untuk mewujudkan hal tersebut, BIN membangun smart campus yang mengimplementasikan teknologi digital,” ucap Budi Gunawan.

Kepala BIN: Kita Sangat Optimis, Tim Voli BIN Bisa Jadi Juara Proliga 2024

“Peresmian smart campus Dr. (HC) Ir. Soekarno juga sebagai salah satu bentuk implementasi kami. Dimana BIN dituntut bekerja lebih keras, smart, cepat, tepat, akurat, dan lebih kuat,” jelasnya.

Di dalam smart campus sendiri terdapat smart class yang dilengkapi dengan smart board dan LED untuk presentasi materi pembelajaran. Kemudian, smart library yang memungkinkan proses peminjaman literatur tercatat secara digital dan bisa mengakses ratusan ribu e-book secara online, termasuk di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) hingga dari koleksi pribadi Kepala BIN.

Setidaknya ada delapan laboratorium berteknologi terdepan, di antaranya laboratorium nuklir, bio molekuler, virtual chemical, siber, IT and Economic Intelligence, hingga laboratorium bahasa dan simulator berbagai perangkat termasuk intelligence drone.

Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI-artificial intelligence) diterapkan untuk efektivitas operasional maupun keamanan. Misalnya voice recognition dan face recognition yang memungkinkan pengoperasian berbagai perangkat termasuk lift, serta pendeteksian pergerakan di lingkungan kampus. 

Sementara, pada gedung Medical Intelligence ‘Wangsa Avatara’ yang berada di kantor BIN Pejaten menandakan BIN berperan besar pada upaya pemerintah dalam aspek kesehatan. Adanya Medical Intelligence tersebut juga diyakini dapat mencegah adanya kasus-kasus kesehatan di masa mendatang.

Gedung Medical Intelligence Wangsa Avatara akan diisi oleh tenaga profesional bereputasi internasional, serta peralatan, teknologi, dan sarana prasarana yang canggih. Di antaranya seperti next generation sequencing (NGS) untuk preparasi automatis yang hanya terdapat satu-satunya di Indonesia.

“Setelah dua tahun kita menghadapi krisis pandemi Covid-19 kita dipaksa beradaptasi dengan kehidupan. Maka BIN menginisiasi terbentuknya Medical Intelligence Wangsa Avatara yang diawasi oleh SDM mumpuni dan peralatan yang canggih,” ujar Budi Gunawan.

Fasilitas lain milik Wangsa Avatara yakni Bio Safety Level 3 (BSL 3). Disini, para peneliti mampu melakukan kultur penyakit berbahaya seperti virus lassa fever, MERS, nipah, rift valley fever, serta demam berdarah. Kategori BSL 3 memungkinkan para peneliti menyimpan kultur sel, virus, serta materi genetik penyakit infeksius dengan aman. 

Sementara di BSL 2, para peneliti dapat mengisolasi dan mengidentifikasi patogen penyebab penyakit baik itu bakteri, virus, atau jamur, serta meneliti senyawa atau obat untuk mengobati penyakit tersebut. Kedua fasilitas ini, BSL 3 dan BSL 2 sudah bersertifikat World Biohaztec sehingga memenuhi standar biosafety dan biosecurity level dunia.

Di tempat yang sama, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, ilmu harus bisa terus dialirkan kepada para putra-putri bangsa. Dia juga berpesan, agar para taruna-taruni yang telah diterima BIN untuk terus mengasah kemampuan.

“Seperti Bung Karno, selalu mengajarkan kepada semua putra-putrinya betapa penting pendidikan. Kemudian juga perlu diasah, agar manusia menjadi mumpuni dan selaras,” kata Megawati Soekarnoputri.

“Saya harapkan kalian bisa menjadi insan prajurit bangsa, memiliki pemikiran seperti Bung Karno. Selalu siap dalam medan tugas apapun juga untuk bekerja tanpa kenal lelah, rela berkorban dan pantang menyerah hingga titik darah penghabisan,” sambung dia.

Baca juga: Bamsoet, Prabowo, Hendropriyono Pakai Baret Merah ke Acara Intelijen

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya