Kebijakan Baru soal Konsumsi Jemaah Haji Indonesia

Jemaah haji
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA – Kasubdit Bina Petugas Haji DJPHU Kementerian Agama, Suviyanto mengungkapkan, ada sejumlah kebijakan baru soal konsumsi jemaah haji Indonesia yang baru diterapkan pada tahun ini.

Perjanjian Kerja Sama, Saudia Airlines Siap Angkut Ribuan Jemaah Haji Indonesia

"Kebijakan ini baru diterapkan pada haji tahun 2022 ini, sehingga berbeda dari tahun sebelumnya," kata Suviyanto usai mengisi materi pembekalan Bimbingan Teknis petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat 17 Juni 2022.

Kebijakan baru ini terkat penambahan jatah konsumsi harian jemaah haji. "Pada tahun ini, jemaah haji Indonesia mendapat katering nasi dan lauk pauk sebanyak 3 kali, yakni pagi, siang dan malam," papar Suviyanto.

Pelunasan Biaya Haji Ditutup pada 5 April, Kuota 213.320 Jemaah Reguler Sudah Terisi

Kebijakan baru ini diambil demi menjaga kondisi fisik jemaah haji Indonesia. Pada musim haji sebelumnya, jemaah hanya mendapat makanan nasi pada siang dan malam, sementara paginya hanya mendapat roti dan buah.

Dengan kebijakan ini, jemaah haji yang berada di Mekah selama 25 hari setidaknya akan mendapatkan 75 kali makan. Begitu juga selama mereka di Madinah juga akan mendapatkan tiga kali makan.

Menag Yakin Populasi Muslim Digeser Pakistan Tak Berdampak Apapun Termasuk Kuota Haji

Calon jemaah haji tiba di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)

Tidak hanya itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji  (PPIH) pada tahun ini juga memberikan tambahan makanan untuk jemaah, sebagai bekal saat ibadah di Armuzna, atau 'Arafah, Muzdalifa, dan Mina.

Tambahan makanan itu berupa makanan siap saji, yang diberikan 2 hari jelang keberangkatan ke Armuzna, dan 2 hari setelah kepulangan ke hotel. Alasannya, di kawasan Armuzna tak ada penjual makanan.

"Tambahan ini diberikan setelah evaluasi tahun lalu, di mana jemaah cukup sulit mendapat makanan di lokasi Armuzna itu," kata Suviyanto.

Suviyanto mengatakan, makanan cepat saji ini menyerupai makanan ransum yang proses penyajiannya bisa sangat cepat sehingga memudahkan jemaah. Pada tahun lalu, pemberian makanan cepat saji ini tidak ada, sehingga jemaah harus mencari sendiri konsumsi mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya