Titik Krusial saat Pelaksanaan Ibadah Haji di Armuzna

Arafah
Sumber :
  • MCH 2022

VIVA – Para petugas haji khususnya dari daerah kerja (Daker) Bandara mulai diberangkatkan ke Arafah untuk mempersiapkan dan memastikan layanan untuk puncak haji berjalan dengan baik.

Setelah 9 Tahun, Jemaah Haji Iran Akhirnya Diperbolehkan Datang ke Mekah

Kepala Satuan Operasional Masyair (Armuzna), Nasrullah Jasam mengatakan, petugas Daker Bandara akan menjadi Satgas Arafah. "Teman-teman dari daker ini akan bertugas di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah di Arafah sebelum kedatangan jemaah dari Mekah menuju Arafah," kata Nasrullah.

Kemudian petugas Daker Mekah, yang akan menjadi Satgas Muzdalifah akan bergeser pada 8 Dzulhijjah (7 Juli) menuju Arafah untuk wukuf pada 9 Dzulhijjah (8 Juli), lalu sekitar pukul 17.00 Waktu Arab Saudi (WAS) bergerak ke Muzdalifah untuk bertugas di Muzdalifah.

Kementerian Haji Meminta Jemaah Umrah Harus Keluar dari Arab Saudi pada 6 Juni

Sementara para petugas dari Daker Madinah yang bertugas di Mina juga akan bergerak pada 8 Dzulhijjah sore hari, lalu melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah dan bergeser berbarengan dengan petugas daker Mekah untuk bertugas di Mina selama 4 hari mulai dari 10 hingga  13 Dzulhijjah untuk mengantisipasi jemaah yang mengambil nafar tsani.

Saat Masyair di Arafah, Muzdalifah dna Mina, jamaah haji Indonesia akan menempati 43 maktab.

Peringatan Penting, Hati-Hati dengan Penawaran Haji Tidak Resmi di Media Sosial

Dua Titik Krusial

Nasrullah mengatakan, yang menjadi titik krusial adalah saat pelaksanaan wukuf di Arafah. Karena wukuf adalah rukun haji maka harus pastikan semua layanan berfungsi baik mulai dari pendingin udara, kemudian air, kamar mandi, kemudian katering.

"Kami harus siapkan betul agar jemaah konsentrasi untuk ibadah. Kemudian juga di Muzdalifah," tambah dia. Titik krusial lainnya di Mina, yaitu pada 10 Dzulhijjah karena jemaah sudah tiba di Mina dan siap untuk melontarkan jumrah aqobah.

"Kita menyesuaikan dengan ketentuan Arab Saudi dalam hal ini Kementerian Haji, ada waktu-waktu di mana kita boleh melontar dan ada waktu-waktu yang kita tidak boleh melontar," katanya.

Perlu disampaikan ke jemaah untuk mematuhi aturan kesepakatan yang telah dibuat antara Misi haji Indonesia dengan Kementerian Haji Arab Saudi. "Kalau jemaah melontar sesuai jadwal, insya Allah semua berjalan dengan lancar." 

"Tapi kalau misalnya ada yang melontar di waktu-waktu yang dilarang, saya kira itu nanti akan sedikit banyak mempengaruhi pergerakan jemaah dan tentu kita tidak harapkan," ujar Nasrullah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya