Jemaah Haji Diminta Istirahat Cukup Pasca Armuzna, Ini Alasannya

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Arab Saudi
Sumber :
  • MCH/Zaky Al Yamani

VIVA – Jemaah haji Indonesia telah menyelesaikan seluruh rangkaian puncak haji, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Diberangkatkan pada 7 Juli 2022, secara berurutan, jemaah menjalani prosesi wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdalifah, serta mabit di Mina. 

KUH Jeddah Gelar Bimtek 644 Tenaga Pendukung PPIH Arab Saudi Layani Jemaah Haji

Selama di Mina, jemaah juga melakukan lontar jumrah Aqabah pada hari pertama, dilanjutkan dengan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada dua atau tiga hari berikutnya, hingga 12 Juli 2022.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana menyampaikan faktor kelelahan  memicu jemaah jatuh sakit. Karenanya, Budi mengimbau jemaah untuk menyesuaikan aktivitasnya selama di Mekah, dan juga di Madinah nantinya bagi yang akan ke Madinah. Apalagi, angka kematian dalam tiga hari terakhir cenderung tinggi.

Garuda Indonesia Sanksi Tegas Pegawainya yang Jadi Petugas 'Nebeng' Haji ke Tanah Suci

“Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pasca Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah,” jelas Budi di Jeddah, Jumat 15 Juli 2022.

“Insya Allah kesehatan jemaah akan membaik dalam beberapa hari ke depan,” harapnya.

329 Petugas PPIH Berangkat ke Arab Saudi, Bertugas di Daker Bandara dan Madinah

Data Siskohat menunjukkan, angka wafat jemaah haji Indonesia pada tanggal 11 Juli 2022 mencapai lima orang. Angka ini turun pada 12 Juli 2022 menjadi dua orang, lalu naik lagi sehari berikutnya hingga tujuh orang dalam satu hari. Pada 14 Juli 2022, ada dua jemaah haji Indonesia yang wafat. 

“Total sampai dengan sore ini ada 52 jemaah haji yang wafat. Kami imbau jemaah untuk memperbanyak istirahat dan menyesuaikan aktivitasnya dengan kondisi fisiknya. Semoga ke depan jemaah akan semakin sehat, Aamiin,” harapnya.

Masih berdasarkan Data Siskohat Kementerian Agama, mayoritas jemaah wafat tahun ini disebabkan oleh Cardiovascular Diseases. Dari 52 jemaah yang wafat, tercatat ada 31 jemaah yang wafat karena penyakit ini (jantung). Di urutan berikutnya ada Respiratory Diseases (6 orang) dan Neoplasms (4 orang).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya