Fakta Kamar Barokah, Melepas Birahi Bagi Jemaah Haji Pasutri Indonesia

Fasilitas Kamar Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah
Sumber :
  • Humas Kemenag RI

VIVA Nasional – Menurut aturan, selama menjalankan ibadah haji, pasangan suami istri tidak bisa tinggal sekamar di hotel. Kamar jemaah haji laki-laki dan wanita dipisahkan.

Embarkasi Solo Akan Berangkatkan 35.977 Jemaah Calon Haji Asal Jateng dan DIY

Tetapi, Jika seluruh rangkaian ibadah haji telah selesai dilakukan di Tanah Suci, Mekah, Arab Saudi, maka seluruh larangan yang mengikat tersebut pun sudah gugur atau tidak berlaku. Termasuk aturan tidak melakukan hubungan suami istri.

Kamar barokah ini muncul dari 'kegelisahan' jemaah haji pasutri. Hal ini berawal dari diskusi beberapa petugas haji Indonesia dengan Amirul Hajj Khoirul Muttaqin, ketika mendengarkan perkembangan pelayanan jemaah haji yang dilakukan oleh PPIH di sektor 5 Misfalah.

Catat, Dokter Sarankan Jemaah Haji Bawa Obat-obatan Ini ke Tanah Suci

Disampaikan oleh HM. Ziyad kepada media, salah satu pembimbing ibadah yang sekaligus menjadi tempat konsultasi jamaah. Beberapa jemaah haji yang didampingi memberanikan diri menanyakan apakah ada fasilitas Ghurfatul Barokah/Kamar khusus pasutri yang bisa disiapkan untuk pasangan suami istri jika nanti sudah selesai rukun haji untuk bisa beribadah khusus dengan pasangannya. 

Awal pembahasan terkait Ghurfatul Barokah (kamar pasutri) ini terjadi setelah proses tahap akhir rangkaian rukun haji selesai ditunaikan oleh semua jemaah haji, yakni tawaf ifadha-sa'i dan Tahallul.  Rangkaian tersebut juga menandakan berakhirnya semua larangan semasa ihram termasuk hubungan suami istri

ISPA Menjadi Ancaman Utama Bagi Jamaah Haji Indonesia

Salah satu pasangan ada yang mengusulkan ke ketua rombongan agar posisi pengaturan kamar jemaah bisa disesuaikan ulang dengan usulan satu kamar di isi 3 pasang keluarga, dengan asumsi mereka bisa lebih dekat dengan pasangan masing-masing.

Sontak usulan tersebut menimbulkan pro dan kontra dari jemaah, ada yang merasa berat karena harus berkemas barang jadi ribet dan ada yang sudah merasa cocok dengan teman sekamar yang diatur sejak awal.

Kebuntuan saran dan diskusi soal ini, coba dipecahkan solusinya oleh Dicky sebagai petugas yang tergolong masih muda.

Bermufakat dengan 4 orang penghuni kamarnya di 310 agar bersedia merelakan kamarnya untuk jadi fasilitas Ghurfatul Barokah agar mereka juga bisa dapat Barokah ibadah khusus itu. Karena mereka yang berempat juga berangkat dengan istrinya tapi pisah kamar.

Akhirnya berhasil meyakinkan penghuni 2 kamar yang lain yang juga bersepakat berkontribusi menawarkan solusi

Kesepakatan tersebut disampaikan kepada Ketua Rombongan (Karom) untuk kemudian diatur mekanisme dan waktu penggunaan Ghurfatul Barokah yang sudah ditunggu-tunggu oleh banyak jemaah pasutri. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya