- VIVA.co.id/M Ali Wafa
VIVA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak seluruh komponen masyarakat menjaga kelestarian alam supaya terhindar dari bencana alam akibat kencangnya laju perubahan iklim yang diperparah dengan kerusakan lingkungan.
Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, kata dia, memicu terjadinya cuaca ekstrem yang kemudian menjadi penyebab berbagai bencana alam hidrometeorologi seperti siklon tropis, banjir, banjir bandang, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi laut, dan lain sebagainya.
"Cuaca ekstrem yang intensitasnya semakin sering dan durasinya semakin panjang ini juga mengancam ketahanan pangan nasional," kata Dwikorita di Jakarta, Kamis, 21 Juli 2022.
Karena itu, untuk menjaga produktivitasnya, BMKG terus melakukan pendampingan kepada para petani dan nelayan agar mampu memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
Risiko krisis pangan akibat cuaca ekstrem tersebut, kata Dwikorita, semakin diperparah dengan kondisi usai pandemi COVID-19 dan perang antara Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok pangan dan energi global.
"Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan menjalar ke berbagai persoalan lainnya, termasuk ekonomi dan politik," katanya.
Dwikorita menyebutkan, saat ini sejumlah kajian menunjukkan dampak nyata perubahan cuaca ekstrem yang bersifat lokal dan global.