BMKG: Gempa Nias Jenis Dangkal Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng

Ilustrasi gempa Bumi.
Sumber :
  • BMKG

VIVA NasionalGempa bumi mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara, pada Jumat pagi tadi. Gempa dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi pada pukul 04.41.01 WIB. 

Top Trending: 4 Perempuan Pernah Jadi Istri Ari Sigit, Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar

Dari analisis BMKG dilaporkan gempa tersebut memiliki parameter yang awalnya magnitudp 5,1 di-update menjadi magnitudo 4,9. 

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, episenter gempa terletak pada koordinat 0,19 lintang utara-98,32 bujur timur. Gempa ini memiliki pusat di laut dengan kedalaman 20 km. 

Jayabaya Ramal Kemunculan Gempa Besar hingga Renggut Korban Jiwa, Begini Terjemahannya

Daryono menjelaskan gempa tersebut jenis dangkal karena dipicu aktivitas subduksi lempeng.

"Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di mana Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona megathrust Batu yang memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,8," kata Daryono, dalam keterangannya, Jumat, 22 Juli 2022.

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

Petugas BPBD menunjukkan titik gempa. (foto ilustrasi).

Photo :
  • tvOne/ Teguh Joko Sutrisno (Semarang)

Lebih lanjut, dia menyampaikan dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan geser dan naik (oblique thrust fault). 

Kata dia, gempa ini berdampak dan dirasakan di Nias Selatan khususnya di Kepulauan Batu mencapai skala intensitas mencapai III-IV Modified Mercally Intensity (MMI). Guncangan gempa dirasakan orang banyak sangat kuat hingga banyak warga lari berhamburan keluar rumah. 

Meski demikian, ia menilai dari hasil pemodelan menunjukkan gempa yang terjadi tak berpotensi tsunami. Sebab, kekuatan gempa itu relatif kecil dan belum mampu menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat menimbulkan gangguan kolom air laut (tsunami). 

"Hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 4 aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 3,6," katanya. 

Adapun, Kepulauan Batu merupakan daerah rawan gempa dan tsunami. Dia mengatakan dari catatan BMKG, gempa dahsyat sudah beberapa kali terjadi di daerah ini pada masa lalu.

Salah satunya pada 16 Februari 1861 dengan gempa magnitudo 8,4 yang memicu gelombang tsunami. Saat itu, gempa menyebabkan lebih dari seribu orang meninggal. 

"Di wilayah ini juga pernah terjadi gempa kuat pada 4 Januari 1907 (Mag. 7,8) menyebabkan timbulnya korban jiwa sebanyak 400 orang meninggal," katanya. 

Kemudian, ia bilang gempa kuat terakhir di Kepulaun Batu terjadi pada 28 Desember 1935 dengan magnitudo 7,7. Gempa ini menyebabkan beberapa orang mengalami luka-luka. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya