- Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
VIVA Nasional – Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kondisi ekonomi dunia pada saat ini berada dalam kondisi yang sulit. Jokowi juga mengatakan bahwa sejumlah negara tengah dilanda inflasi yang tinggi yang mengakibatkan bahan bakar minyak dan sejumlah bahan pokok naik drastis.
"Singapura, Eropa, Australia, Amerika, semuanya, pertumbuhan eknominya turun, tapi inflasinya naik. Harga-harga barang semuanya naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan dunia pada kondsi yang mengerikan," kata Jokowi, dalam acara Silatnas PPAD, di Sentul Jumat 5 Agustus 2022
Jokowi juga menyampaikan, Amerika yang merupakan negara adidaya yang biasanya mengalami inflasi di posisi 1 persen, saat ini berada di posisi 9,1 persen. Bahan bakar minyak di sejumlah negara baik di Amerika maupun di Eropa, naik dua kali lipat.
Jokowi membandingkan apabila kondisi tersebut terjadi di Indonesia. Dia mengatakan, kenaikan bahan bakar minyak jenis pertalite beberapa persen saja, sudah menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Coba di negara kita bayangkan, kalau pertalite naik dari 7.650 harga sekarang ini, kemudian naik jadi harga yang bener adalah Rp 17.100, demonya berapa bulan? Naik 10 persen saja demonya saya ingat, demonya dulu 3 bulan," kata Jokowi
Dia mengatakan, apabila di Indonesia ada kenaikan harga BBM mencapai 100 persen maka dipastikan akan terjadi aksi massa dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, kata Jokowi Pemerintah berusaha mencegah hal itu terjadi.
"Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan? inilah yang sekarang dikendalikan oleh pemerintah. Dengan apa? dengan subsidi. Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis langsung melompat bersama-sama," kata Jokowi.
Usaha yang dikeluarkan Pemerintah untuk menjaga harga BBM tetap stabil tidaklah mudah. Indonesia harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp 500 triliun agar harga BBM tidak mengalami kenaikan.
"Oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil, Rp502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia," ujar Jokowi
Jokowi mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat dari Sekjen PBB dan Bank Dunia, diketahui saat ini akan ada 66 negara yang akan ambruk ekonominya. Sekarang sudah mulai terlihat satu per satu. "Angkanya adalah 9 lebih dulu, kemudian 25, kemudian 42, mereka sudah detil mengkalkulasi," ujar Jokowi
Jokowi menganggap kondisi ini adalah kondisi yang mengerikan. "Karena memang posisi pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun tapi anjlok semuanya, turun semuanya," ujarnya