Tingkatkan Pemahaman Soal Cuaca, BMKG Gelar Sekolah untuk Nelayan
- Dok. BMKG.
VIVA Nasional - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) punya cara untuk meningkatkan pemahaman soal cuaca kepada para nelayan. Salah satunya dengan menggelar kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Pati, Jawa Tengah.
Rutin Digelar di Wilayah Pesisir
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan SLCN yang rutin digelar di berbagai wilayah pesisir merupakan bentuk dukungan nyata BMKG terhadap pembangunan sektor perikanan dan kelautan Indonesia. Melalui SLCN, lanjutnya, BMKG berupaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan nelayan terhadap informasi cuaca maritim.
Baca juga: BMKG: Waspada Dampak Gelombang Ekuator Rossby Aktif di NTT
Minimalisir Resiko Kecelakaan Laut
Tujuannya, tidak hanya untuk meminimalisir resiko kecelakaan laut, namun juga meningkatkan produktivitas hasil tangkapan ikan yang hilirnya adalah peningkatan kesejahteraan nelayan. Dwikorita menuturkan BMKG selalu melakukan observasi, analisis, dan prakiraan kondisi cuaca, iklim hingga gelombang.
“Kalau sewaktu-waktu terjadi peringatan dini, BMKG bisa menyebarluaskan informasi. Prakiraan bisa segera disebarluaskan. Akan tetapi, informasi itu harus dipahami oleh pengguna. Pengguna yang membutuhkan yakni nelayan,” kata Dwikorita melalui keterangan persnya, Sabtu, 13 Agustus 2022.
Dwikorita menuturkan bahwa Kabupaten Pati memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang terdiri dari sumber daya perairan pantai sepanjang ±60 Km dengan lebar 4 mil yang diukur dari garis pantai ke arah laut, sumber daya perikanan air payau berupa tambak seluas ±10.329 Ha yang terdapat di sepanjang pesisir dan sumber daya perikanan air tawar yang semakin berkembang.
Potensi sumber daya kelautan dan perikanan tersebut, kata dia, merupakan modal dasar pengembangan yang menjadi tumpuan harapan masyarakat serta menjadi sumber-sumber pertumbuhan baru untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Namun demikian, Dwikorita menyebut bahwa beberapa tahun terakhir kondisi iklim yang sangat beragam dan tidak menentu menjadi tantangan utama sektor kelautan dan perikanan.
Cuaca Ekstrem
Menurutnya, cuaca ekstrem tidak jarang mengakibatkan kecelakaaan laut yang fatal. Maka dari itu, Dwikorita berharap para nelayan bisa memanfaatkan secara maksimal informasi cuaca maritim yang senantiasa diperbaharui BMKG agar nelayan selamat dalam melaut dan mendapatkan hasil yang melimpah.
“Jadi mereka tahu kapan tidak boleh melaut karena gelombangnya akan tinggi atau kapan bisa melaut dan zona mana ikan tangkapnya ada. Sehingga para nelayan itu langsung ke target untuk menangkap ikan. Tidak usah mencari membuang waktu dan berbahaya,” katanya.
Kegiatan SLCN dilaksanakan di Desa Tayu Wetan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu, 10 Agustus 2022. Turut hadir Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Sudewo, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Pati Hardi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya.
Kemudian, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Hartanto, Koordinator BMKG Jawa Tengah Sukasno, dan Koordinator BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta Setyoajie Prayoedhie.