Moeldoko Ingatkan Milenial Waspadai Ancaman Radikalisme

Kepala Staf Presiden Moeldoko
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional - Masyarakat terutama generasi muda milenial diminta peduli dalam upaya mencegah berkembangnya paham radikalisme. Ancaman paham radikalisme masih berpotensi terjadi.

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Demikian disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai nonton bareng film Sayap-sayap Patah bersama karyawan milenial yang bekerja di Kantor Staf Kepresidenan. Menurut dia, film tersebut memberikan pelajaran penting dalam pencegahan radikalime. Bagi dia, yang terpenting saat ini agar semua pihak bisa menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.

"Saya pikir ini sebuah upaya sosialisasi ya. Ini berkaitan dengan kemanusiaan," kata Moeldoko dalam keterangannya yang dikutip pada Kamis, 1 September 2022.

Ragam Kendaraan Listrik Canggih Siap Meriahkan Pameran PEVS 2024

Moeldoko pun punya alasan mengajak pekerja milenial di KSP. Salah satunya menurut dia agar anak-anak muda itu bisa memaknai peristiwa. Sebab, mereka dalam kesehariannya di KSP relatif berdekatan dengan pengambilan kebijakan.

"Kalau mereka bisa memaknai sebuah peristiwa, maka mereka akan kaya dengan input untuk merumuskan kebijakan," tutur eks Panglima TNI tersebut.

Program Petani Milenial Kaltim Diluncurkan untuk Ketahanan Pangan IKN

Denny Siregar dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Photo :
  • Istimewa

Kemudian, ia mengingat pengalamannya ketika aktif jadi prajurit TNI. Salah satu pengalaman itu ketika Moeldoko pernah menjadi komandan lapangan dalam Operasi Seroja di Timor Timur pada 1984.

Dia mengaku betapa beratnya saat menghadapi situasi mesti menyampaikan kabar duka kepada keluarga prajurit yang gugur dalam tugas. Saat itu, sejumlah anggotanya gugur dalam tugas.

"Pada saat saya operasi di Timor Timur, tiga anggota saya gugur. Dan kembali dari operasi saya terlalu sangat sulit menghadapi istrinya," jelas mantan Kepala Staf TNI AD (KSAD) itu.

Moeldoko mengaku pengalaman itu seperti yang terjadi dalam film Sayap-Sayap Patah. Dia menekankan hal itu sebagai pelajaran hidup. "Tadi dilukiskan ya seperti itulah kondisinya. Itu dua hal sebagai pelajaran," tuturnya.

Moeldoko saat penuhi panggilan Bareskrim Polri.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Film Sayap Sayap Patah disutradarai Rudi Soedjarwo diketahui diangkat dari kisah nyata. Hal itu bersumber dari peristiwa kerusuhan di Rutan Mako Brimob pada 8 Mei 2018. 

Saat itu, para narapidana melakukan perlawanan dan menahan 5 petugas Datasemen Khusus (Densus) 88 yang bertugas.

Pun, Produser film Sayap Sayap Patah, Denny Siregar berharap dengan karya film ini, masyarakat milenial tidak lupa dengan tragedi di Rutan Mako Brimob. Dia bilang, peristiwa itu harus jadi momen pelajaran penting.

"Ini harus jadi momen sebenarnya, ini bukan masalah Densus 88 atau siapapun, tapi cara-cara kita menghargai orang-orang yang gugur dalam tugasnya," tutur Denny.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya