PDIP: Depok Selama Dipimpin PKS Tak Pernah Konsisten

- VIVA/Zahrul Darmawan
Ikravany menjelaskan, Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu 8 tahun dapat meningkatkan pendapatan penduduknya yang tadinya Rp1 jutaan per bulan per orang pada tahun 2010, kini menjadi Rp3 juta hingga Rp4 jutaan per bulan per orang.
“Pendapatan per kapitanya dari Rp20,86 juta meningkat menjadi Rp51 juta, wisatawannya melonjak hingga seribu persen,” kata Ikravany.
Selanjutnya, anggota DPRD Kota Depok ini juga membandingkan Kota Depok dengan Surabaya, yang saat ini masif melakukan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayahnya dan berhasil menurunkan suhu di wilayahnya hingga 2 derajat.
“Ketika dunia sedang ribut mengurusi global warming, Surabaya berhasil menurunkan suhu 2 derajat,” kata Ikravany.
Kota lainnya yakni Semarang. Ikravany mengatakan, kota yang dijuluki sebagai kota jamu tersebut telah mendapatkan penghargaan sebagai kota terbersih se-Asia Tenggara, bahkan Universitas Indonesia GreenCityMetric 2022 memberikan penghargaan kepada kota tersebut sebagai kota berkelanjutan terbaik.
“Sementara di Depok yang mengusung tema Green and Smart City, kok malah nggak dapat penghargaan itu dari UI, Pak Idris mau ngomong apa soal ini, mau ngomong UI asbun,” kata Ikravany.
Itulah, lanjut Ikravany, alasan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melontarkan kritikan pedas terhadap PKS atas belum majunya Kota Depok dalam hal pembangunan.