- VIVA/Yeni Lestari
VIVA Nasional – Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea blak-blakan pernah hampir jadi kuasa hukum mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir J. Namun, Hotman mengatakan membatalkan membela Sambo dan istrinya lantaran beberapa pertimbangan.
Hotman mengaku sejak deal dengan harga yang ditentuan untuk membela Sambo, dia tidak bisa tidur selama tiga hari. Saat itu, Hotman bahkan diamuk oleh istri dan anaknya agar tidak menerima permintaan bantuan hukum untuk membela jenderal bintang dua Polri itu.
Tersangka Ferdy Sambo melakukan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
- Tangkapan layar Polri TV
Hotman menjelaskan, dalam kasus Ferdy Sambo, tugas terberat pengacara yakni meyakinkan hakim agar apa yang dilakukan Sambo itu bukan pembunuhan berencana melainkan pembunuhan atas dasar emosi atau spontan.
"Saya waktu itu mau karena saya sudah dapat data dari kuasa hukumnya seolah-olah ini (kasus Ferdy Sambo) bukan pembunuhan berencana tapi spontan," kata Hotman dikutip dari podcast Deddy Corbuzier, Rabu 21 September 2022.
Hotman Paris
- IG @hotmanparisofficial
Hotman menambahkan, kasus Ferdy Sambo merupakan kasus yang diimpi-impikan oleh hampir seluruh pengacara. Alasannya karena kasus ini akan menyita perhatian warga dan akan diliput pemberitaan setiap hari yang bikin karir seorang pengacara bisa naik drastis.
"This is a dream case bagi pengacara karena mendapat perhatian nasional, nama kamu akan muncul setiap hari," ucap dia.
Sebelumnya, Hotman mengaku jika dirinya pernah diminta untuk menjadi kuasa hukum atau pengacara Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang hingga saat ini sangat menjadi sorotan publik.
Pengacara Hotman Paris.
- Instagram @hotmanparisofficial
Dalam kasus pembunuhan Brigadir J alias Brigadir Nofryansyah Yosua Hutabarat sendiri menurut Hotman Paris hanya tinggal mencari hukuman apa yang setimpal dengan apa yang dilakukan oleh Ferdy Sambo. Apakah itu pembunuhan berencana atau pembunuhan yang dilakukan secara spontan.
“Pembunuhannya sudah diakui, berarti sudah kena, cuma pembunuhan berencana atau pembunuhan spontan. Jadi, hanya mencari hukuman apa yang setimpal itu aja,” ujar Hotman Paris yang dikutip VIVA pada Jumat, 2 September 2022.
