Jokowi: Referendum 4 Wilayah Ukraina Buat Perang Makin Sulit Diakhiri

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Nasional – Presiden Joko Widodo turut memberikan respon mengenai referendum empat wilayah di Ukraina. Adanya hal tersebut menurut Jokowi membuat perang antara Ukraina dan Rusia semakin sulit diselesaikan.

Bendungan Sungai Runtuh, Rusia Dilanda Banjir Besar hingga Merugi Rp 3,5 Triliun

Perang yang tak kunjung usai akan mempengaruhi kondisi ekonomi di seluruh dunia. Krisis ekonomi global yang terjadi akan semakin rumit untuk dihadapi.

"Apalagi urusan perang di Ukraina lebih sulit lagi dihitung kapan selesainya, referendum yang kemarin dilakukan di 4 wilayah ukraina, di Donetsk, zaporizhzhia, Kherson, Lugansk, makin merumitkan lagi kapan akan selesai dan imbasnya ke ekonomi seperti apa makin rumit," kata Jokowi Kamis 29 September 2022

Horor, Rudal Termonuklir Rusia Hantam Situs Listrik Ukraina

VIVA Militer: Tentara Rusia mengawal proses referendum Ukraina

Photo :
  • aljazeera.com

Dalam menghadapin kondisi krisis ekonomi global ini, Jokowi meminta semua elemen di tanah air kompak dan bersatu. Dia meyakini apabila semua pihak bersatu dan kompak maka Indonesia akan mampu melewati berbagai macam kesulitan yang akan terjadi.

Soal Pertemuan Jokowi-Megawati, Istana: Presiden Terbuka untuk Bersilaturami

"Harus bersatu dari pusat provinsi kabupaten kota sampai ke bawah, dan semua kementerian lembaga seperti saat kita kemarin menangani Covid, kalau Covid bisa bersama-sama, urusan inflasi ini kita harus bersama-sama," ujar Jokowi

Diberitakan sebelumnya, Empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia telah memberi suara yang sangat besar untuk bergabung dengan Federasi Rusia, menurut media pemerintah Rusia. Namun Ukraina dan mitra internasionalnya telah menolak referendum yang sangat kontroversial sebagai penipuan dan pelanggaran serta manipulasi terhadap hukum internasional.

VIVA Militer: Tentara Rakyat Donetsk (DPR) mengamankan proses referendum

Photo :
  • imrussia.org

Pemungutan suara referendum yang dijalankan Rusia berlangsung selama lima hari terhitung sejak 23 September hingga 27 September 2022 di tengah kemarahan internasional.

Referendum secara luas dipandang sebagai langkah awal Kremlin menuju pencaplokan resmi wilayah tersebut oleh Rusia, meskipun jadwal pastinya masih belum jelas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya