Kapolri Sindir Soal Politik Identitas Depan Anies

Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo peresmian Kantor Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) di Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Sumber :
  • VIVA/Foe Peace

VIVA Nasional – Kapolri Jenderal, Listyo Sigit Prabowo, bicara mengenai politik identitas di hadapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hal ini disampaikan dalam rangka menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Upaya Polri Identifikasi Korban Kecelakaan Maut di KM 58 Tol Cikampek

Keduanya menghadiri acara peresmian Kantor Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) di Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 1 Oktober 2022. 

"Jadi ini kesempatan saya juga untuk mengingatkan mohon maaf ada Pak Anies, ada rekan-rekan yang sebentar lagi kita masuk di dalam tahun politik," kata Listyo. 

Kecelakaan Maut Km 58 Cikampek, Kapolri Tegaskan Contraflow Tetap Dibutuhkan

Anies Baswedan jadi kader Pemuda Pancasila (PP).

Photo :
  • instagram @infopemudapancasila

Listyo bercerita masa pemilihan umum (pemilu) pada 2019 silam. Kata dia, peserta demokrasi lima tahunan sekali tersebut diwarnai politik identitas. Sehingga, menyebabkan publik menjadi terbelah-belah. 

GrandMax Maut Tewaskan 12 Orang di Tol Cikampek Mobil Travel Gelap? Ini Kata Kapolri

"Tahun 2019 kita sudah merasakan bagaimana waktu itu, kita asyik terlarut dengan kondisi pemenangan terhadap calon masing-masing. Sehingga kemudian kita menggunakan cara-cara yang kemudian, kita rasakan ini sampai saat ini menjadi salah satu sumber perpecahan, memanfaatkan menggunakan politik-politik Identitas," ujar Listyo.

Karena itu, Listyo mengingatkan kepada para calon pemimpin yang akan bertarung pada Pilpres 2024 agar menghindari politik identitas. 

"Jadi kesempatan ini saya tentunya mengingatkan di tahun 2024 ini para pemimpin calon pemimpin nasional dari masing masing partai ada yang calon presiden," ucapnya. 

Mengutip sila ketiga, Listyo mengingatkan bahwa walaupun berbeda suku, ras maupun agama namun kita tetap satu yakni Bangsa Indonesia. Karena itu, kata dia, saat bicara politik bangsa yang harus disampaikan kepada masyarakat adalah politik dan ideologi pancasila. 

"Jadi itu yang saya pesankan. Sehingga dengan demikian kita bisa menghindari perpecahan. Kita bisa menghindari terjadinya polarisasi, karena ke depan yang kita butuhkan adl persatuan dan kesatuan," kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya