Tak Cuma Kapolres Malang, Kapolri Didesak Copot Kapolda Jatim

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Kirab Bendera Merah Putih
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional - Peneliti Institute for Security and Strategis Studies (ISESS), Bambang Rukminto, mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Pencopotan ini buntut dari tewasnya ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Pesan Idul Fitri Kapolri: Dalam Perbedaan Tercipta Indahnya Toleransi

Polisi Keluarkan Gas Air Mata

Dalam tragedi tersebut, kepolisian mengeluarkan gas air mata ke arah penonton baik yang turun ke lapangan maupun di tribun. Kata Bambang, harusnya aparat kepolisian dapat bertindak secara presisi dan responsible sehingga bisa preven pada kedaruratan.

Kapolres-Wali Kota Jaksel Kompakan Patroli Malam Takbiran Pakai Motor

Tak Semua Suporter Perusuh

Bambang mengatakan harusnya polisi dapat melihat bahwa tidak semua suporter merupakan perusuh. Sehingga, dalam tragedi ini, seluruh pihak tidak hanya melihat para suporter tapi juga menyoroti pengamanan yang dilakukan aparat.

Upaya Polri Identifikasi Korban Kecelakaan Maut di KM 58 Tol Cikampek

"Prediksinya dan prevention itu meliputi rencana pengamanan, jumlah personel hingga antisipasi bila ada kedaruratan," katanya.

Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat jadi warga kehormatan Aremania

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Kapolres Malang Penanggung Jawab Keamanan

Maka dari itu, Bambang dengan tegas mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Kapolda Jawa Timur dan Kapolda Malang buntut dari tragedi yang menyebabkan ratusan nyawa itu hilang. Terlebih, Kapolres Malang merupakan penanggung jawab keamanan pertandingan sepak bola ini karena diselenggarakan di wilayahnya.

"Kemudian, berdasarkan pernyataan Kapolda Jawa Timur, tidak memiliki empati terhadap para korban sehingga menyalahkan suporter. Jadi, Kapolri harus mencopot beliau (Kapolda Jatim dan Kapolres Malang). ISESS juga menuntut Kapolri untuk mengusut tragedi ini," katanya.

Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 129 Orang

Diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan usai laga Persebaya Surabaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, memakan korban jiwa ratusan orang, dua di antaranya dari Kepolisian RI. Data sementara dari pihak kepolisian, total korban tewas kini sebanyak 129 orang, bertambah dari sebelumnya 127 orang.

"[Jumlah korban] 129 orang,” kata Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Dia menjelaskan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis.

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Saat itulah massa panik dan mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.

"(Pihak) pengamanan melakukan upaya pencegahan dan upaya pengalihan supaya mereka tidak masuk ke lapangan dan mengejar para pemain. Dalam prosesnya itu, dilakukan upaya pencegahan sampai dikeluarkan gas air mata, karena sudah anarkis, mereka menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya kena gas air mata," ujar Irjen Nico.

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya